Jenis Penyakit Yang Menyerang Ternak Kerbau di Indonesia

Jenis Penyakit Yang Menyerang Ternak Kerbau di Indonesia –  Kerbau merupakan hewan yang masih tergolong memamahbiak dengan sub keluarga bovinae dan mempunyai kebiasaan berendam di sungai dan lumpur. Meskipun kerbau kebanyakan disebut dengan kerbau rawa, kerbau ada juga yang liar dan ada yang di domestikasikan ( jinak ). Hal ini berbeda dengan sapi, kerbau juga lebih tahan terhadap serangan penyakit dibandingkan dengan sapi dan dapat hidup lebo efisiensi dalam masa kekurangan pakan ( paceklik ).

2.1

Berbicara tentang jenis penyakit yang sering menyerang kerbau di Indonesia, menurut Bahri dan Darminto ( 1995 ) serangan penyakit tersebut adalah penyakit SE, Entrotoksemia, Antrak, Fasciolosis , MCF dan Surra. Namun di Indonesia sejak lima tahun terakhir ada ditemukan serangan penyakit yang hanya disebabkan olah bakteri seperti antrak dan ngorok ( SE ).

Baca :  Ciri – Ciri Ayam Cemani Bagus dan Berkualitas

Sedangkan penyakit umum terjadi di karenakan stres akibat panas, kekurangan gizi,  pakan yang tercemar cendawan dan serangan agen penyakit ( bakteri, cendawan, parasite dan virus ). Dapat mengenali penyakit yang berbahaya menyerang ternak kerbau ada dua diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Penyakit antrak


Penyakit ini memiliki nama sebutan lain yaitu radang limpa. Penyakit antrak adalah penyakit yang menular dapat bersifat akut dan perakutan dapat menyerang berbagai jenis ternak pemamahbiak ( kuda, babi, ruminansia dan lainnya ). Tetapi hewan berdarah dingin tidak akan terserang. Penyebab penyakit ini adalah Bacillus antracis, bersifat gram positif, berbentuk panjang lurus, berukuran besar dan dapat menghasilkan spora. Faktor predisposisi seperti hawa dingin, kurang nutrisi, dan keletihan.

Pengendalian penyakit


Serangan penyakit antrak dapat dikendalikan melalui pencegahan, pengobatan dan pemberantasan dengan baik dan benar.

Pencegahan


Pencegahan dapat dilakukan vaksinasi pada semua ternak di daerah enzootik yang dilakukan dengan pengawasan ketat dan melakukan pemisahan terhadap hewan yang terserang atau di asingkan di suatu tempat tertentu.

Pengobatan


Untuk hewan yang sudah terserang penyakit di lakukan penyunyikan antiserum dosis pencegahan, suntikan antibiotika untuk gram positif, kemoterapeutika atau ketiga – ketiganya. Pemberian antiserum untuk bertujuan pengobatan dapat mengkombinasikan dengan pemberiaan tersebut, hal ini harus sesuai petunjuk dalam melakukan mengaplikasian dan dosis pengguna ( Dikeswan, 1997, Subronto, 1985 ).

2. Penyakit ngorok


Penyakit ini mempunyai nama lain yaitu Septicemia Epizootica ( SE ) dan Barbone. Penyakit ini akan menyebabkan Pasturella multocoda tipe terntentu, secara umumnya berjalan akut dengan angka kematian yang tinggi seperti antrak namun tidak bersifat zoonosis. Penyakit ini bukan hanya menyerang kerbau melainkan sapi, babi, kuda dan ruminansia kecil. Pada kerbau yang mengalami stadium terminal akan menunjukan gejala mendengur, karena mengalami pembengkakan pada daerah sub mandobula yang dapat menurunkan produktivitas dan menimbulkan kematian.

Pengendalian penyakit


Usaha pengendalian dapat dilakukan dengan pencegahan, pengobatan dan pemberantasan.

Pencegahan

  • Untuk daerah SE dilakukan pencegahan dengan peraturan yang ketat terhadap pemasukan hewan.
  • Untuk daerah tertular hewan sehat divaksina sedikit 1 kali dalam setahun untuk menghindari berbagai macam penyakit yang menyerang.
  • Pada hewan yang terserang sakit dapat dilakukan pilihan antara lain memberikan antiserum, antibiotika, kemoterapika atau ketiganya.

Pemberantasan


  • Pada kedaan sporadis dilakukan pemberantasn pada hewab sakit dan penyuntikan tersangka sakit dengan antiserum SE.
  • Hewan yang terjangkit bisa juga di lakukan vaksinasi dan melakukan pemberian imunisasi aktif pada daerah yang terserang penyakit SE.
  • Tindakan pengendalian berikutnya sebaiknya mengikuti peraturan kebijakan veteriner yang berlaku.

Baca juga :

Itulah jenis penyakit yang menyerang ternak kerbau di Indonesia semoga informasi kami berguna dan bermanfaat.

Sumber :

Bahri S, dan Darmanto, 1995. Penyakit – Penyakit penting pada kerbau di Indonesia. Prosiding lokakarya Nasional Pengembangan Ternak Kerbau Indonesia.

Balai Karantina Pertanian. 2009. Penyakit Hewan Golongan II. Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta Departemen Pertanian.

Dirkeswan. 1997. Pedoman pengendalian Penyakit Hewan Menular. Jilid I. Direktorat Kesehatan Hewan Direktorat Jendral Peternakan, Depertemen Pertanian. Jakarta.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *