Lamtoro ( Leucaena leucacocephala ) merupakan jenis tanaman yang sudah dikenal sejak lama dengan nama petai cina. Tanaman ini berasal dari Amerika tengah, yang menyebar keberbagai pelosok perdesaan karena mudah tumbuh dihampir semua tempat yang mendapatkan curah hujan yang cukup.
Tanaman ini biasanya digunakan untuk pupuk hijauan, bahan bangunan, tanaman pelindung kakao, tanaman pinggiran jalanan, pagar hidup, pencegah erosi, bahan pembuat kerta, bahan bakar dan sebagai pakan hijauan yang memiliki nilai protein yang sangat tinggi. Sehingga banyak dimanfaatkan sebagai pakan ternak ruminanasia seperti kambing, domba, kerbau, sapi dan lainnya.
Selain itu, kandungan nutrisi hijauan ini termasuk bernilai cukup baik, yang dapat dimanfaatkan secara optimal dan belum banyak dikomersialkan oleh para peternak lainnya.
Kandungan dan komposisi kimia lamtoro dapat dilihat berdasarkan tabel berikut :
Lamtoro memang memiliki nilai gozi yag sangat tinggi, namun perlu diketahui pemanfaatan sebagai pakan ternak harus perlu dibatasi. Karena lamtoro juga mengandung zat anti-nutrisi terutama asam amino non protein yang dikenal mimosin, yang dapat menimbulkan ternak akan keracunan maupun akan mengalami ganggian kesehatan apabila mengkonsumsi lamtoro dalam jumlah yang banyak dan terus menerus dalam jangka waktu yang cukup lama.
Manfaat lamtoro sebagai tambahan pakan ternak ruminansia
Pemberian pakan tunggal pada ternak yang terdiri dari rumput – rumputan, yang [ada umummnya memliki kandungan nitrogen yang sangat renda dan tidak memenuhi kebutuhan ternak, campuran rumput atau jeramai dengan daun lamtoro sangat menguntungkan untuk memperbaiki nilai kandungan gizi yang rendah.
Dari sebuah penelitian dengan pemberian daun lamtoro sebagai pakan tambahan maupun campuran pada rumput maupun jerami dapat memperbaiki nilai gizi ransum. Menurut dari sitorus, 1987 juga melakukan penambahan hijaun lamtoro sebanyak 0.5 kg pada ransum dasar domba dan kambing ( ransum dasar terdiri dari 1,8 kg rumput gaja ditambah dengan jerami yang diberikan dengan bebas ) menunjukan bahwa adanya perbaikian nilai konsumsi pakan bila dibandingkan denhan ternak yang mendapatkan ransum dasar.
Baca juga :
- Rumput Gajah ( Pennisetum purpureum )
- Rumput Benggala ( Panicum Maximum )
- Klasifikasi Lamtoro ( Leucaena leucocephala L. )
Tambahan
Dalam mengatasi kandungan zat anti – proteun yang bersfita toksik yaitu asam amino non protein ( mimosin ), asam sianida dan tanin. Dapat di atasi dan dikurangi dengan melakukan proses pemanasan. Pengeringan, pelayuan dan perendaman air hangat. Dianjurkan, dalam penggunakan lamtoro segar sebagai pakan tambahan tidak lebih dari 40 % – 60 % dalam keadaan kering dan sudah dicincang.