Pengendalian Hama Dan Penyakit Ikan Nila

Pengendalian Hama Dan Penyakit Ikan Nila – Serangan berbagai macam hama dan penyakit yand di temukaan saat memulai budidaya ikan nila. Jika tidak di atasi dengan baik hama dan penyakit ini akan menurunkan produktivitas ikan nilai. Mulai dari angka kematian meningkat, bobot badan berkurang dan menurunnya kualitas ikan nila.

a

Secara umum, kondisi yang paling rentan terhadap serangan hama dan penyakit terjadi pada fase pembenihan ikan nila, penetasan dan pendederan benih. Penyakit dan hama bisa di tluarkan dengan alairan air, udara dan kontak langung. Ataupun, dengan kondisi lingkungan yang tidak baik.

Pengendalian hama dan penyakit pada ikan nila cukup memakan waktu dan biayanya mahal. Oleh karena itu, pencegahan harus diutamakan dibandingkan dengan pengobatan. Pada kesempatan ini akan mengulas pengendalian hama dan penyakit dengan mudah.

Pencegahan hama dan penyakit

Pencegahan adalah hal yang paling baik dan efektif untuk resiko hama dan penyakit ikan nila. Karena itu bila ham dan penyakit sudah menyerang, akan sulit untuk menanggulangi hama dan penyakit tersebut.

Ada beberapa cara yang harus dilakukan untuk mencegah serangan hama dan penyakit ikan nila, diantaranya:

  • Mengelolah dasar kolam, yaitu dengan pengeringan, pengapuran dan pemupukan. Pengeringan dilakukan dengan menjemur dasr kolam sebelum membudidayakan ikan nila. Pengapuran juga membantu mematikan sebagian hama dan penyakit. Untuk lebih jelas silahkan baca persiapan kolam untuk budidaya ikan.
  • Memasang filter arau saringan pintu masuk air untuk mencegah sebagian hama dan penyakit masuk ke dalam kolam.
  • Melakukan pemberantasan hama secara mekani dan pemberantasan hama dengan biologis. Namun apabila ham sulit dihilangkan sebaiknya mengunakan bahan kimia.
  • Mengurangi kepadatan ikan agar tidak terjadi kontak langsung. Dengan jarangnya populasi, kadar oksigen terlarut dalam air kolam lebih banyak.
  • Memberikan pakan dengan takaran yang tepat , untuk menghindari penumpukan sisa pakan dalam kolam. Sisa pakan yang akan membusuk akan menimbulkan berbagai macam penyakit.
  • Melakukan penanganan ikan dengan hati-hati saat menebaran atau pemindahan antar kolam, agar ikan tidak terluka yang menimbulkan infeksi penyakit.

Apabila pencegahan sudah dilakukan tetap muncul, harus melakukan pemberantasan mengunakan obat-obatan. Tetapi perlu di perhatikan bahan kimia memiliki efek samping.

Hama ikan nila

Hama yang memangsa ikan nila tidak jauh berbeda dengan hama ikan air tawar lainnya. Beberapa hama ikan nila yang paling sering di jumpai saat memulai membudidayakan ikan nila, diantara:

a.Notonecta

hama ini lebih dikenal bebeasan ( menyerupai beras ) karena memiliki wara putih seperti beras. Hama ini menyerang benih ikan nila yang masih kecil. Pencegahan sangat sulit.

Bila jumlah hama ini terlampau banyak, hama ini bisa di berantas dengan minyak tanah pada kolam. Jumlah minyak tanah yang digunakan 5 liter tiap 1000 m2 luas kolam. Cara ini sangat efektif untuk membunuh populasi notonecta.

b.Larva cybister

Hama ini dikenal dengan nama ucrit, hama ini lebih mematikan dibandingkan dengan hama notonecta. Memiliki warna kehijauan dan bergerak dengan cepat. Bagian depan terdapt taring untuk menjepit mangsanya, sedangkan dibelakang terdapat sengatan. Ucrit biasanya menyerang pada benih ikan ikan.

Hama ini menyukai lingkungan yang banyak mengandung material organik. Untuk mencegahnya, dengan membersihkan kolam secara rutin dari gula dan sampah organik. Bila sudah dewasa akan menjadi kumbang yang bisa meloncat antar kolam.

Bahan kimia yang mematikan bagi ucrit, akan juga mematikan benih ikan. Maka dari itu, sebaiknya melakukan pemberantasan secara mekanis.

Penyakit ikan nila

penyakit ikan nila terdapat dua jenis yaitu penyakit infeksi atau penyakit menular dan penyakit non-infeksi yang di sebabkan oleh lingkungan yang tidak baik. Berikut beberapa penyakit ikan nila dari penyakit infeksi yang sering di jumpai, diantaranya:

  • Trichodina sp. Jenis mikroorganisme menjadi parasit pada ikan aiar tawar maupun ikan air laut. Organisme ini biasanya menyerang bagian luar seperti kulit, sirip dan insang. Tanda ini bisa terlihat luka pada organ yang di serang. Penyakit ini bisa dicegah dengan menjaga sanitasi kolam dan memasang filter air atau bak pengendapan pada instalasi pengairan kolam. Sedangkan pengobatan dengan merendam ikan dengan larutan garam ( NaCl ) sebanyak 500-1000 mg/liter selama 24 jam. Atau dengan larutan formalin sebanyak 25 mg/liter.
  • Saprolegniasis. Penyakit ini disebabkan oleh jamur. Biasanya menyerang telur, larva dan benih ikan. Bagian tubuh yang di serang organ luar. Seperti benag halus berwarna putih atau kecoklatan. Pengobatan dilakukan dengan merendam larutan telur atau larutan malachite green 1 mg/liter selama 1 jam, atau dengan larutan formalin 200-300 mg/liter selama 1-3 jam atau dengan NaCl 5 gram/liter selama 15 menit.
  • Epistylis spp. Penyakit ini menyerang organ luar seperti kulit, insang dan sirip. Jika terserang dibagian insangnya berwaran merah kecoklatan, ikan sukar bernafas, geraka lambat dan pertumbuhan lambat. Penularan penyakit ini terjadi kontak langsung dengan ikan sakit. Pencegahan dengan mengurangi padat tebar ikan. Pengobatannya dengan merendam ikan dalam larutan formalin 200 mg/liter selama 40 menit atau KmnO4 20 mg /liter selama 15-20 menit.
  • Bercak merah. Penyakit ini dibebabkan oleh bakteri aeromonas dan pseudomonas . menyarang bagian dalam dan luar ikan. Ciri terkena penyakit ini akan mengeluarkan dara dari bagian dalam tubuh, sisik terkelupas, perut membusung dan ikan terlihat lemah. Pengobatan bisa dilakukan dengan cara menyuntik, merendam atau dengan mencampurkan obat pada pakan. Perendaman mengunakan kaliumpermanganat 10-20 mg/liter selama 30-60 menit. Penyuntikan dengan tetramysin 0,05 ml per 100 gram bobot ikan atau kanamysin 20-40 mg/liter bobot ikan. Pencampuran pada pakan dengan oxytetracylin 50 mg/kg pakan, diberikan setiap hari selama 7-10 hari.

Sedangkan penyakit non-infeksi yang paling banyak di temukan dalam budidaya ikan nila di sebabkan oleh:

  • Kualitas air menurun. Kualitas air yang buruk akan membahayakan perkembangan ikan. Oleh karena itu, kualitas air harus tetap terjaga dan terpantau dengan baik. Memastikan saluran masuk dan keluar tetap lancar.
  • Pemberian pakan. Pemberian pakan yang tepat dan efektif, sangat berguna untuk menjaga kesehatan ait tetap terjaga. Pakan yang berlebihan akan menumpuk di dasar kolam, menurunkan kualitas air dan menimbulkan berbagai macam penyakit.
  • Keracunan ini di sebabkan oleh pemberian pakan yang salah, misalnya pakan yang sudah kadarwarsa atau tidak layak konsumsi ikan. Namun bisa juga disebabkan oleh senyawa beracun dalam kolam seprti H2S yang timbul dari pembusukan material organik di dasar kolam. Atau, polutan berbahaya yang terbawa dari sumber air.
  • Penanganan ikan. Dalam menangani ikan sebaiknya dilakukan dengan hati-hati. Misalnya melakukan penebaran atau pemindahan ikan ke kolam , jangan sampai tubuh ikan terluka karena terkena jaring atau benda keras lainnya. Karena bekas luka akan memicuh timbul penyakit.
  • Gunakan keturunan benih yang baik. Penyakit juga bisa disebabkan oleh keturunan. Misalnya dengan bentuk tubuh yang tidak normal ( cacat ).

Referensi

  1. Gufran kordi. 1997. Budidaya Ikan Nila. Dahara Prize
  2. Gusrina.2008. Budidaya Ikan Jilid 3. Kementrian Pendidikan Nasional
  3. Usni Arie. 2004. Pembenihan dan Pembesaran Nila gift. Penebar Swadaya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *