Teknik Pembenihan Ikan Baung Dengan Tepat

Teknik Pembenihan Ikan Baung Dengan Tepat  – Pernahkan anda mendengar apa itu ikan baung? Ikan baung merupakan ikan yang menjadi komoditas unggulan perairan Indonesia. Ikan baung dalam bahasa asing dikenal dengan nama green catfish, sedangkan pada wilayah-wilayah Indonesia ikan baung juga dikenal dengan nama yang berbeda-beda. Jawa barat mengenal ikan ini dengan nama tagih atau singgah, jawa tengah ikan ini dikenal dengan nama tageh, di Jakarta dikenal sebagai niken, siken, atau baung putih, sedangkan di Sumatera disebut sebagai ikan baung.

Benih ikan baung

Ikan baung merupakan ikan asli tanah air kita Indonesia. Ikan yang hidup di air tawar ini lebih digemari oleh masyarakat dibandingkan ikan tawar lainnya seperti ikan mas. Ikan baung mudah beradaptasi dengan pakan buatan dan mudah untuk dibudidayakan di kolam ataupun keramba jaring apung. Ikan baung menyukai perairan yang tenang bukan perairan dengan arus yang deras, sehingga lebih banyak ditemukan di danau dan rawa-rawa. Pada fase benih ikan ini sangat mudah terserang penyakit dan tidak mudah bertahan pada perubahan lingkungan. Oleh karena itu diperlukan teknik pembenihan yang tepat untuk dapat berhasil membudidayakan ikan baung ini.

Baca : Cara Mudah Pemijahan Ternak Ikan Lele

Teknik pembenihan ikan baung dapat dilakukan dalam beberapa langkah berikut ini:

  • Proses pematangan gonad; proses ini dilakukan pada kolam dengan aliran air yang kontinu dan kepadatannya 0,2 hingga 0,5 kg/m2. Berikan pakan secara teratur tiap hari, berupa pelet sebanyak 3 hingga 4 % banyaknya dari bobot tubuh ikan tersebut.
  • Proses seleksi induk; sebelum melakukan pemijahan perlu dilakukan seleksi untuk mengetahui induk sudah siap. Induk yang betina dapat diketahui kesiapannya melalui perutnya yang membuncit dan lembut, dan jika diurut akan keluar telur yang berwarna kecokelatan. Sedangkan induk yang jantan ditandai dengan warna tubuh dan alat kelamin yang kemerah-merahan.
  • Proses penyuntikan; penyuntikan ovaprim dilakukan pada bagian punggung ikan baung sebanyak dua kali dengan selang waktu 8 hingga 10 jam. Dosis suntikan adalah 0,6 ml/kg untuk ikan betina dan 0,2 ml/kg untuk ikan jantan yang dibagi menjadi dua kali penyuntikan untuk masing-masing ikan.
  • Proses pemijahan; pemijahan secara alami dapat dilakukan dengan menyatukan induk betina dan jantan dalam satu bak. Akan tetapi terkadang perlu dilakukan bantuan pemijahan dengan cara sebagai berikut. Ambilah kantong sperma dari induk jantan dengan mengguntingnya dan tampung dalam gelas yang sudah diisi oleh NaCL 0,9% dan aduk hingga merata. Perhatikan larutan harus berwarna putih susu dan bertekstur encer, jika tidak tambahkan NaCL secara bertahap. Selanjutnya ambil telur dari induk betina dengan memijat perutnya. Tampung telur yang keluar pada wadah yang bersih dan campurkan larutan sperma ke dalamnya. Tambahkan air bersih dan aduk hingga merata. Lakukan pembersihan dengan air bersih sebanyak 2 sampai 3 kali pembilasan. Telur yang sudah bersih harus dimasukkan ke dalam akuarium penetasan yang berisi air bersih. Masukkan telur dengan menggunakan bantuan bulu ayam. Setelah 36 jam telur akan menetas dan berubah menjadi larva berikan makan larva dengan kutu air. Dalam 4 hari larva sudah dapat diberikan makan cacing sutera.
  • Proses pendederan; dilakukan setelah larva berusia satu minggu. Pendederan yang pertama dilakukan selama 14 hari dan yang kedua selama 30 hari. Pakan yang diberikan adalah tepung pelet dengan perbandingan 0,75 gr per 1.000 ekor ikan.

Baca juga :

Begitulah tadi teknik pembenihan ikan baung yang tepat. Setiap prosesnya harus dilakukan dengan benar dan penuh kehati-hatian untuk menjamin kualitas dan kesuksesan pembenihan. Setelah pembenihan berhasil makan budidaya ikan baung pun dapat menjadi salah satu bentuk pencarian nafkah untuk masyarakat Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *