Cara Budidaya Temulawak

Cara  Budidaya Temulawak – Tanaman temulawak merupakan salah satu jenis tanaman obat, yang biasanya digunakan sebagai obat herbal dan alternatif berbagai penyakit yang menyerang kesehatan tubuh. temulawak ini tumbuh dengan berumpun dan juga memiliki batang semu serta tanaman ini juga termasuk kedalam umbi tunas yang tumbuh didalam tanah. Temulawak ini diduga berasal dari Asia tenggara terutamanya pada Malaysia yang menyebar luas di berbagai wilayah, salah satunya Indonesia.

1

Dalam budidaya tanaman temulawak ini memang tergolong sangat sederhana dan mudah, namun perlu diperhatikan bahwa dalam penanaman harus memperhatikan media tanam, serta kondisi sebelum penanaman dimulai. Hal ini dikarenakan sangat mempengaruhi tanaman temulawak dan hasil yang akan di berikan. Berikut cara budidaya temulawak dengan mudah dan sederhana.

Baca : Klasifikasi Rumput Setaria ( Setaria sphacelata )

Cara Budidaya Temulawak

Pembibitan

Pembibitan atau perbanyakan tanaman temulawak ini biasanya menggunakan rimpang utama maupun tunas yang dihasilkan, keperluaan tanaman ini tergantung dengan luas dalam penanaman temulawak.

Persyaratan bibit

Persyaratan ini juga sangat mempengaruhi hasil produksi yang akan dihasilkan, oleh karena itu sangat disarankan untuk memiliki bibit yang berkualitas sebagai berikut :

  • Rimpang anakan dan indukan berasal dari tanaman berkualitas
  • Rimpang anakan dan indukan sudah berumur lebih dari 10 bulan
  • Memiliki mata tunas sekitar 2-3
  • Tidak dalam terserang hama dan penyakit
  • Tidak abnormal ( cacat )
  • Tumbuh dengan baik dan maksimal

Pengeloahan media tanaman

Pengelolahan media tanam ini sebenarnya sangat sederhana dilakukan yaitu sebegai berikut :

  • Menyiapkan media lahan untuk penanaman, lakukan sanitasi dan juga pengemburan
  • Membersihkan lahan dengan seksama dari gulma atau tanaman liar
  • Membuat bedengan dengan lebar 100-200 cm, tinggi 30 cm, dan jarak bedengan sekitar 30-40 cm
  • Membuat aliran drainase air dengan baik, mencegah pengendapan air berlebihan didalam

Catt :  Dalam pengemburan tanah, sebaiknya diimbangi dengan pemberiaan pupuk organik dan juga melakukan pengapuran yang bertujuan untuk mempercepat proses penyuburan dan pengemburan tanah. Selain itu, dengan adanya pengapuran bertujuan untuk menetralkan pH tanah menjadi normal.

Penanaman temulawak

  • Penanaman sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan, pada pagi hari sekitar jam 08.00 wib.
  • Membuat lubang tanam sekitar dengan kedalaman 30-60 cm, ukuran lubang 30 x 30 cm dan jarak lubanh 60 x 60 cm.
  • Penanaman dilakukan dengan cara memsukan rimpang kedalam lubang tanam, lalu menimbun tanah kembali hingga rimpang tertutup.
  • Lalu kakukan penyiraman awal, hingga tanah basah.

Pemeliharaan temulawak

Pemeliharaan temulawak ini dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

Penyulaman : Menanam kembali tanaman yang tidak tumbuh atau mati dengan tanaman baru

Penyiangan : Membersihkan tanaman liar dan juga gulma yang menghambat pertumbuhan temulawak

Pembubunan : Melakukan penimbunan terhadap tanaman dengan tujuan untuk membersihkan tanaman dan menghambat perkembangan hama dan penyakit

Penyiraman : penyiraman pada temulawak ini sebaiknya dilakukan dua kali dalam sehari, dan juga harus tidak berlebihan serta kekurangan  pada media tanah.

Pemupukan : Pemupukan pada tanaman ini biasanya menggunakan pupuk organik dan anorganik, sekitar 2- 3 bulan sekali bertujuan untuk mempercepat pertumbuhan dan juga mengemburkan media tanah.

Pengendalian hama dan penyakit

Hama yang sering menyerang tanaman temulawak ini ulat jangkal, tanah, lalat rimpang, yang dapat bisa dilakukan pengendalian dengan menyemprotkan Insektisida Kiltop 500 EC, sedangkan penyakit yan sering menyerang tanaman temulawak ini biasanya jamur fusarium, dan dan penyakit layu yang bisa dikendalikan dengan penyemprotan fungsida diamzeb 80 WP dan Agrimycin 15 Wp.

Pemanenan temulawak

Pemanenan tanaman ini biasanya dilakukan sekitar 9-10 bulan , dengan cara menggali media tanah dan rumpun diangkat bersamaan dengan akar dan rimpangnya.  Pemanenan tanaman ini dilakukan sebaiknya pada musim kemarau pada sore dan pagi hari. Hal ini bertujuan untuk menjaga kualitas tanaman dan juga hasil dari produktivitas temulawak.

Baca juga : Mengenal Ayam Poland ( Ayam Mahkota ) dan Ciri – cirinya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *