Cara Memperbanyak Bibit Pisang Dengan Teknik Kultur Jaringan

Cara Memperbanyak Bibit Pisang Dengan Teknik Kultur Jaringan – Buah pisang menjadi salah satu komoditi penting di dalam industri buah-buahan. Tidak heran, karena masyarakat di Indonesia begitu familiar dan menyukai buah pisang untuk dijadikan konsumsi rutin sehari-hari.

1

Buah pisang sendiri juga mudah dijumpai di pasar buah lokal maupun supermarket atau pasar modern di perkotaan. Mengingat begitu besar pangsa pasar usaha buah pisang baik untuk industri keripik buah pisang, kue-kue, ataupun buah segar, maka semakin banyak petani yang berusaha untuk membudidayakan buah pisang sebagai hasil perkebunan.

Baca:  Jenis dan Contoh Tanaman Untuk Taman Vertikal Garden

Seperti yang diketahui, buah pisang hanya berbuah satu kali dalam siklus hidupnya. Setelah pohon pisang berbuah, maka akan mati dan meninggalkan bibit atau tunas. Bibit pisang umumnya sudah berbentuk tanaman pisang muda yang berbentuk kecil. Akan tetapi, bibit pisang sudah memiliki jaringan tanaman yang lengkap seperti batang, akar serta daun.

Para petani pisang tradisional, biasanya akan segera memindahkan bibit pisang atau anakan pohon pisang ke tempat atau wadah khusus untuk ditanam di lahan perkebunan pisang. Namun, keberhasilan pengembangbiakan sangat tergantung dari berbagai faktor. Salah satunya adalah jenis bibit pisang yang diambil. Bibit pisang unggulan seharusnya bebas atau tahan dari serangan berbagai hama dan penyakit. Jenis tanaman pisang sangat bervariasi di seluruh Indonesia. Untuk mengembangkan bibit pisang, dapat memakai teknologi tradisional ataupun kultur jaringan.

Nah, berikut ini kami uraikan bagaimana Cara Memperbanyak Bibit Pisang Dengan Teknik Kultur Jaringan. Simak yuk…

Cara Memperbanyak Bibit Pisang Dengan Teknik Kultur Jaringan

Setelah memiliki bibit pisang yang unggul, saat untuk mempelajari apa itu teknologi kultur jaringan. Pada dasarnya, kultur jaringan adalah suatu teknik pembibitan dengan cara mengisolasi bagian tanaman pisang atau semacam kelompok sel jaringan dengan menumbuhkan secara sengaja melalui kondisi aseptik. Cara ini memakai sifat alamiah bibit tanaman pisang yang dapat memperbanyak diri sendiri agar bisa tumbuh menjadi tanaman secara utuh seperti semula.

Memakai media khusus

Teknik kultur jaringan memakai ide memperbanyak tumbuhan secara vegetatif.  Tidak seperti proses alamiah pisang yang setelah mati, ia meninggalkan tunas baru. Akan tetapi, proses teknik kultur jaringan mengharuskan pembibitan dilakukan dalam kondisi aseptik yaitu bisa dilakukan di dalam wadah khusus yang biasanya terbuat dari botol atau wadah kaca. Dengan kondisi dan media tertentu, maka pembibitan bisa tumbuh cepat dalam waktu singkat.

Butuh biaya tinggi

Meskipun memiliki berbagai kelebihan seperti cepat berkembangbiak lebih banyak dan membutuhkan waktu yang relatif singkat, untuk industri yang berskala kecil, teknologi kultur jaringan membutuhkan biaya modal yang sangat tinggi. Hal ini karena teknologi kultur jaringan membutuhkan media kaca yang relatif mahal ketimbang media tanam lain dan juga perawatan lain yang intensif.

Umumnya, di Indonesia teknologi Cara Memperbanyak Bibit Pisang Dengan Teknik Kultur Jaringan masih dilirik oleh para pengusaha yang memiliki industri besar dengan investasi awal yang tinggi. Sementara, bagi industri yang berskala menengah dan kecil, masih memandang teknik memperbanyak pembibitan pisang dengan langkah konvensional masih relatif memadai.

Baca Juga:

Itulah ulasan singkat mengenai cara perbanyakan bibit pisang dengan teknik kultur jaringan semoga informasi kami berguna dan bermanfaat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *