Cara mengatasi Antraknosa pada tanaman cabe – Gejala adanya Serangan Patek Atau Atraknosa : Penyakit patek ataupun antraknosa sangatlah ditakuti petani cabai. Serangan patek atau antraknosa ini dapat membuyarkan impian petani untuk mendapatkan hasil yang besar, bahkan tidak jarang justru memunculkan kerugian meskipun harga cabai sedang meninggi di pasaran.
Tanaman cabai terserang penyakit patek atau antraknosa disebabkan oleh adanya infeksi cendawan Colletrotichum sp. Hal ini menunjukkan gejala bercak cokelat kehitam-hitaman yang kemudian akan berubah menjadi busuk lunak. Pada bagian tengah bercaknya terdapat kumpulan titik-titik hitam yang tak lain adalah koloni cendawan. Sedangkan tanaman yang terjangkit patek atau antraknosa yang diakibatkan adanya infeksi cendawan Gloesperium sp. menunjukkan jejak bercak cokelat dengan bintik-bintik yang berlekuk. Pada bagian tepi bintik-bintik ini, memunculkan warna kuning membesar dan juga memanjang. Jika kelembaban lingkungan tinggi, cendawan akan membentuk serupa lingkaran memusat atau konsentris berwarna agak merah jambu. Serangan pada buah cabai biasanya dimulai dari bagian ujung buah yang mengakibatkan “dieback” atau mati ujung.
Pengendalian Patek Atau Antraknosa
Di Indonesia, penyakit yang satu ini tergolong penyakit yang sulit dijinakkan, terutama ketika musim hujan. Untuk petani cabai yang menanam dengan musim berbuah ketika sedang musim hujan harus melakukan upaya pengontrolan yang ketat dan juga terus-menerus. Berikut ini beberapa upaya untuk mengatasi sekaligus mengendalikan serangan patek ataupun antraknosa.
- Perlakuan untuk bibit atau biji tanaman yang akan anda budidayakan, misalnya untuk tanaman cabai ataupun tomat, disarankan untuk merendam bibit atau biji memakai larutan fungisida sistemik, seperti metil tiofanat, benomil, ataupun karbendazim. Dosis atau konsentrasi larutan zat adalah 2 g/l. Perendaman ini dilakukan selama kurang lebih 4-6 jam.
- Secara teknis, bagian tanaman yang sudah terserang harus dimusnahkan terlebih dahulu dari lahan ataupun areal pertanaman. Lakukanlah pengamatan di lapangan dengan kontinu.
- Berikanlah pupuk dengan kandungan zat P, K, dan Ca yang tinggi agar jaringan tanaman menjadi lebih kuat. Janganlah melakukan pemupukan zat N berlebihan, karena akan membuat jaringan tanaman menjadi lebih berair sehingga makin rentan terhadap potensi serangan cendawan.
- Berikanlah pupuk organik yang banyak. Pemupukan organik akan dapat meningkatkan ketahanan tanaman dari segala serangan hama maupun penyakit.
- Hindarilah adanya genangan air di sekitar areal pertanaman, pembersihan lahan pertanian termasuk penyiangan gulma.
- Perlebarlah jarak tanam dengan memakai pola tanam zigzag untuk menjaga sirkulasi aliran udara dan mengurangi potensi kelembaban tinggi ketika terjadi hujan yang berkepanjangan.
- Jika kelembaban yang ada di sekitar areal pertanaman cukup tinggi, lakukanlah pencegahan memakai pestisida yang berbahan baku zat kimia. Beberapa bahan aktif yang bisa dipakai untuk mengendalikan penyakit patek atau antrakosa adalah fungisida sistemik berbahan aktif benomil, karbendazim, difenokonazol, metil tiofanat. Fungisida akan berkontak dengan bahan aktif seperti klorotalonil, mankozeb, dan propineb. Lakukanlah penyelingan bahan-bahan aktif tersebut tiap kali melakukan penyemprotan dengan dosis ataupun konsentrasi sesuai dengan kemasan.
- Berdasarkan pengalaman beberapa petani cabai, mereka mengkombinasikan beberapa bahan aktif semisal benomil ½ dosis + mankozeb ½ dosis, karbendazim ½ dosis + mankozeb ½ dosis, ½ dosis metil tiofanat + klorotalonil ½ dosis, ½ dosis difenokonazol + propineb ½ dosis. Setiap kali melakukan penyemprotan lakukanlah penggantian kombinasi bahan-bahan aktif tersebut, setelah terjadi satu putaran kemudian kembalikan ke kombinasi awal yang pertama kali akan digunakan.
Baca Juga:
Demikian kiranya informasi yang kami sajikan tentang cara mengatasi antrakosa pada tanaman cabe. Semoga bermanfaat bagi pembaca sekalian. Terima kasih atas kunjungannya.