Cara Pengendalian Hama dan Penyakit Pada Pohon Pisang

Cara Pengendalian Hama dan Penyakit Pada Pohon Pisang – Pisang merupakan jenis buah yang menjadi favorit untuk dikonsumsi. Selain karena kandungan gizi serta nutrisinya yang tinggi. Buah pisang juga dilengkapi dengan daging buah yang lembut dan mudah dikonsumsi oleh manusia di semua umur. Mulai dari anak-anak hingga lansia, sangat suka mengonsumsi buah pisang. pohon pisang dapat tumbuh diseluruh bagian negara Indonesia dan di beberapa negara lain. Akan tetapi, pohon pisang memiliki kemungkinan hama dan penyakit yang cukup tinggi. Oleh karena itulah, pohon pisang dikategorikan sebagai tanaman yang mudah terserang hama dan penyakit.

hama dan penyakit pada tanaman pisang

Dalam mencegah serta menanggulangi hama dan penyakit pada pohon pisang, hal utama yang harus dilakukan oleh para petani adalah mengetahui jenis-jenis penyerangnya. Berikut ini beberapa jenis hama pada pohon pisang yang harus dikenal:

Baca: Cara Menanam Tanaman Hidroponik Dengan Sistem Wick

  • Nematoda; hama ini terdapat dua jenis yaitu Rotulenchus similis dan Radopholus similis. Menyerang bagian akar dari pohon pisang. Mengiat akar adalah organ penting pada tanaman, maka pohon pisang yang terserang hama ini akan memiliki kemungkinan untuk mati. Gejala-gejala yang ditimbukan adalah akar membengkak serta muncul bintik kecil dalam akar. Upaya pengendalian dilakukan dengan menggunakan lahan yang kadar lempungnya cukup tinggi.
  • Ulat kumbang; menyerang bagian kelopak atau batang dari pohon pisang. Nama latin dari hama ini adalah Cosmopolites sordidus. Batang pisang yang terserang hama ini akan memiliki lorong-lorong akibat upaya pelubangan oleh hama. Upaya pencegahan dapat dilakukan dengan memilih bibit yang bersih dari lorong-lorong dan bebas hama.
  • Ulat bunga dan buah; hama ini memiliki nama latin Nacoleila octasema. Sesuai dengan namanya, hama jenis ini menyerang bunga dan buah pada pohon pisang. Ditandai dengan ulat pada tandan pisang yang berjumlah lebih kurang 70 ulat. Dapat dicegah dan dibasmi dengan menggunakan insektisida.
  • Ulat daun; memiliki nama lain Erienota thrax. Seperti namanya, hama ini menyerang daun dari pohon pisang. Akibat serangan dari hama ini, duan akan menggulung bahkan dapat juga sobek sehingga pendistribusian nutrisi pun dapat terganggu. Upaya pembasmian dari ulat ini dapat dilakukan dengan menyemprotkan insektisida jenis Malathion.

Selain hama, penyakit juga umum menyerang tanaman pisang. Berikut ini beberapa penyakit pada penyakit pisang yang penting untuk dikenal oleh para petani:

  • Penyakit layu; merupakan penyakit pada pohon pisang yang disebabkan oleh bakteri Bacillus. Menyerang bagian akar dan menyebabkan tanaman terlihat layu hingga dapat mati. Penanggulangan dapat dilakukan dengan memotong lalu membakar tanaman yang terkena penyakit ini.
  • Penyakit daun pucuk; disebabkan oleh virus yang disebarkan oleh kutu daun Pentalonia nigronervosa. Menyerang bagian pucuk daun dan menyebabkan daun pucuk pohon pisang tumbuh tegak lurus secara berkelompok. Sama seperti penyakit sebelumnya dapat ditanggulangi dengan membakar seluruh tanaman yang terjangkit.
  • Penyakit darah; menyerang bagian jaringan dalam pohon pisang. Disebabkan oleh Xanthomonas celebensis. Seperti namanya, penyakit ini menyebabkan jaringan-jaringan pada pohon pisang menjadi berwarna kemerahan seperti pendarahan. Tidak berbeda jauh, penanggulangannya pun dilakukan dengan cara dibakar.
  • Penyakit panama; disebabkan oleh jamur Fusarium oxysporum dan menyerang daun pada pohon pisang. Menyebabkan daun berjamur dan mengeluarkan getah hitam. Ditanggulangi dengan cara dibakar.
  • Penyakit bintik daun; disebabkan oleh jamur juga yaitu jamur Cercospora musae. Menyebabkan daun berbintik yang terus meluas hingga seluruh bagian. Ditanggulangi dengan memberikan fungisida.

Baca Juga:

Berikut tadi beberapa hama dan penyakit pada pohon pisang. Kenali hama dan penyakit pohon pisang tadi, dan gunakan upaya pencegahan serta penanggulangan yang tepat. Dapatkan pohon pisang anda tumbuh dengan sehat dan memiliki produksi tinggi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *