Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkecambahan Benih

 

 

 Perkecambahan benih – Perkecambahan adalah tahap awal perkembangan suatu tumbuhan, khususnya tumbuhan biji. Dalam tahap ini, embrio di dalam biji berada dalam kondisi dorman mengalami perubahan fisiologis yang menyebabkan berkembang menjadi tumbuhan muda, tumbuhan muda di kenal sebagai kecambah.

Perkecambahan benih

Baca: Klasifikasi dan Morfologi Kerang Mutiara (Pincatada sp)

Proses perkecambahan di awali dengan penyerapan air dari lingkungan sekitar biji, baik tanah, udara maupun media lainnya. Sehingga terjadinya pembesaran ukuran biji karena sel embrio membesar dan biji melunak. Adapun tipe-tipe perkecambahan biji, di antaranya adalah sebagai berikut:

  • Perkecambahan epigeal, adalah tipe perkecambahan yang di tandai dengan hipokotil yang tumbuh memanjang sehingga plumula dan kotiledon terangkat kepermukaan tanah. Contoh tumbuhan ini adalah kacang tanah, kedelai, bunga matahari dan kacang hijau.
  • Perkecambahan hipogeal, adalah tipe perkecambahan yang di tandai dengan epikotil memanjang kemudian plumula tumbuh ke permukaan tanah menembus kulit biji. Contoh tumbuhan ini adalah kacang ercis, kacang kapri, jagung dan rumput-rumputan (Campbell et al., 2000:366).

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkecambahan Biji (Benih)

Faktor yang mempengaruhi perkecambahan biji, terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal, yaitu:

1. Faktor Internal (dalam)

a. Ukuran Benih

Benih yang memiliki ukuran besar dan berat memiliki cadangan makanan yang relatif banyak jika di bandingkan dengang ukuran kecil pada jenis yang sama. Cadangan makanan yang terkanduyng di dalam jaringan penyimpan di gunakan sebagai sumber energi bagi embrio pada saat perkecambahan (Sutopo, 2002). Berat benih sangat mempengaruhi kecepatan pertumbuhan dan produksi karena berat benih menentukan besarnya pertumbuhan kecambah pada saat fase awal dan berat tanaman pada saat panen (Blackman, dalam Sutopo, 2002).

b. Tingkat Kemasan Benih

Benih yang di panen sebelum tingkat kemasakan secara fisiologisnya tidak mempunyai viabilitas yang tinggi karena belum memiliki cadangan makanan yang cukup serta pembentukan embrio yang belum sempurna (Sutopo, 2002).

Pada umumnya biji yang siap tingkat kemasakannya kadar air sudah menurun sekitar 20%, maka memiliki berat kering maksimum, daya tumbuh maksimum dan daya kecambah maksimum atau memiliki mutu yang tinggi (Kamil, 1979).

C. Domansi

Benih yang dapat di katakan domansi, apabila benih tersebut hidup tetapi tidak berkecambah walaupun di letakan pada kemasan atau wadah tertentu. Dapat di katakan domansi ketika benih menunjukan keadaan di mana benih-benih sehat (viabel), namun gagal berkecambah ketuika dalam kondisi yang secara normal baik untuk berkecambah, seperti kelembaban yang cukup, suhu dan cahaya yang sesuai (Lamber 1992, Schmidt, 2002).

d. Penghambat Perkecambahan

penghambat perkecambahan benih dapat berupa inhibator baik dalam benih maupun di permukaan benih, serta adanya larutan dengan nilai osmotikyang tinggi dan bahan yang menghambat metabolik atau menghambat laju respirasi (Kuswanto, 1996).

2. Faktor Ekternal (Luar)

a .Air

Penyerapan air oleh benih di pengaruhi oleh sifat benih itu sendiri terutamanya kulit pelindung dan jumlah air yang tersedia pada media sekitarnya, sedangkan jumlah air yang di perlukan sangat bervariasi tergantung jenis benih dan tingkat pengambilan air di pengaruhi oleh suhu (Sautopo, 2002). Menurut Darjadi (1972), perkembangan benih tidak akan di mulai bila air belum diserap masuk kedalam benih sekitar 80%-90% dan umunnya di butuhkan kadar air benih sekitar 30%-55% (kamil, 1979).

b. Suhu

Suhu optimal yang paling menguntungkan dalam perkecambahan benih di mana persentase perkembangan tertinggi yaitu kisaran suhu antara 26,5 0C – 35 0C (Sutopo, 2002). Dengan mempengaruhi kecepatan proses permulaan perkecambahan dan di tentukan oleh berbagai sifat lain, seperti sifat domansi benih, cahaya dan zat tumbuh gibberallin.

C. Cahaya

Kebutuhan cahaya untuk perkecambahan sangat bervariasi tergantung pada jenis tanaman  (Sautopo, 2002). Adapun  besar pengaruh cahaya terhadap perkecambahan tergantung instensitas cahay, kualitas cahaya, dan lama penyinaran (Kamil, 1979). Menurut Adriance and Broson, dalam Sutopo (2002), pengaruh cahay terhadap perkecambahan benih, terdiri dari 4 golongan yaitu golongan memerlukan cahaya mutlak,  golongan memerlukan cahaya untuk mempercepat perkecambahan, golongan di mana menghambat perkecambahan dan golongan di mana benih dapat berkecambah baik pada tempat gelap ataupun ada cahaya.

D. Oksigen

Secara berlangsungnya perkecambahan, proses respirasi akan meningkat disertasi dengan meningkatkan kebutuhan oksigen dan pelepasan CO2, air dan energi panas. Terbatasnya oksigen akan menghambat proses perkecambahan benih (Sutopo, 2002). Menurut Kamil (1979), benih akan berkecambah dalam udara mengandung 20%  oksigen dan 0,03% CO2. Namun untuk benih yang dorman, perkecambahan akan terjhadi jika oksigen masuk kedalam benih di tingkatkan sampai 80%, karena biasanya oksigen yang masuk ke embrio kurang dari 3%.

e. Medium (Media)

medium yang baik untuk perkecambahan benih, harus memiliki sifat fisik yang baik, gembur, mempunyai kemampuan menyerap air dan bebas dari organisme penyebab penyakit terutamanya cendawan (Sutopo, 2002). Namun untuk pengujian viabilitas benih dapat menggunakan media, seperti substrat kertas, pasir dan tanah.

Baca juga:

Demikianlah informasi tentang Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkecambahan Biji Terlengkap. Semoga artikel di atas dapat berguna dan bermanfaat. Terima kasih.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *