Faktor Yang Mempengaruhi Berat dan Ukuran Telur

Faktor Yang Mempengaruhi Berat dan Ukuran Telur – Faktor utama yang sering terjadi diberbagai peternakan ayam petelur ini memang merupakan salah satu masalah besar yang dihadapi para peternak, olah karena itu agak tetap harus melakukan antipasi dan juga mewaspadai dengan melakukan pengawasan dan juga pengontrolan dengan baik. Faktor penyebab ukuran dan berat telur memang pertama kalinya di awali dengan gen atau keturunan indukan yang kurang berkualitas sehingga akan mengakibatkan timbulnya bentuk dan juga ukuran telur tidak abnormal bahkan tidak sesuai diinginkan para peternak.

1

Ada beberapa hal yang harus di ketahui, bahwa ada beberapa faktor utama yang dapat mempengaruhi perkembangan dan juga pertumbuhan dari  terbentuknya telur hingga penetasan. Berikut ada 8 faktor  yang dapat mempengaruhi ukuran, bentuk, dan berat telur yaitu sebagai berikut :

1. Breeding

Besar telur dapat juga di pengaruhi oleh faktor keturunan dan juga faktor dari lingkungan, untuk telur tetas biasanya memiliki ukuran  dan berat antara 52 – 65 gram yang dianggap cukup maksimal. Breeding ini merupakan salah satu bangsa atau jenis ayam yang masih dalam satu famili.

2. Umur ayam

Pada saat ayam mulai melakukan produksi telur, berat telur ayam biasanya akan menurun dan juga berat tersebut akan meningkat secara bertahap – tahap sampai ayam berumur sekitar 12 -14 bulan. Selanjutnya berat telur akan menurun, namun tetapi besar atau ukuran telur ayam sama. Jadi, umur ayam petelur ini juga sangat mempengaruhi bentuk dan juga ukuran bahkan juga produksi telur yang akan dihasilkan selama perhari dan pertahunnya.

3. Jumlah telur pertahun

Ada beberapa kecendrungan besar telur akan menurun dengan meningkatnya produksi telur, dengan mengetahui tingkat kenaikan dan penurunan telur akan juga mempengaruhi hasil produksi dan juga ukuran masing – masing yang dihasilkan selama per tahunnya.

4. Umur mencapai dewasa kelamin

Ayam petelur yang sudah lambat mencapai dewasa kelamin, telur pertama yang akan dihasilkan biasanya besar. Namun, jika sebaliknya ayam petelur cepat mengalami dewasa kelamin telur yang akan dihasilkan akan relatif jauh lebih kecil dibandingkan telur ayam biasanya dan juga dalam waktu yang sangat lama untuk memperbaiki telur kecil tersebut menjadi telur yang normal.  Hal ini biasanya terjadi karena pemberian ransum yang berlebihan ( ad libitium ).

5. Temperatur

Biasanya telur akan menurun dengan meningkatkanya temperatur lingkungan, terutama bila temperatur rata  – rata diatas 26 c0. Hal ini dapat diatasi dengan membuat ventilasi kandang yang baik, atap terbuat dari bahan yang tidak mudah panas dan pipa – pipa air tidak terjemur. Selain itu, juga temperatur ini dapat mempengaruhi bentuk, ukuran dan juga berat dikarenakan suhu yang dihasilkan dapat mempengaruhi kondisi tubuh ayam petelur.

6. Tipe kandang

Ayam petelur yang biasanya dipelihara dalam kandang dengan sistem kandang cage biasanya akan menghasilkan telur yang relatif besar di bandingkan dengan ayam petelur dengan sistem kandang litter. Hal ini dikarenakan ayam petelur yang dipelihara dengan sistem kandang cage, memiliki gerakan yang terbatas sehingga energi yang akan di keluarkan sangat sedikit dan meningkatkan produksi telur yang akan dihasilkan ayam tersebut.

7. Ransum dan air minum

Bila ayam kekurangan ransum, dengan kadar protein rendah akan dapat menurunkan produksi telur bukan hanya itu saja hal ini juga sangat mempengaruhi bentuk, berat dan juga ukuran yang akan dihasilkan ayam petelur. Selain itu, juga harus memperhatikan air minum yang akan diberikan dengan menambahkan kandungan nutrisi dan vitamin agar produksi ayam petelur akan maksimal. Sehingga terhindarnya dari penurunan telur, bentuk dan ukuran relatif kecil dan juga telur abnormal.

8. Penyakit

Ada beberapa penyakit yang dapat mempengaruhi besar telur dan dalam beberapa kasus pengaruh ini juga tampak walaupun ayamnya sudah sehat. Penyakit ND dan Infektiosis bronchitis dapat menyebabkan produksi telur menurun yang disertai dengan telur relatif kecil dan bentuk yang menyimpang. Oleh karena itu, sebelum hal ini terjadi sebaiknya harus melakukan pengontrolan dan juga pengendalian jika sudah memiliki gejala khusus atau tanda – tanda terkena penyakit tersebut sebelum mengalami tingkat yang lebih serius.

Sumber data : Suprijatna Edjeng, dan Katusudjana Ruhyat. 2006. Manajemen Ternak Unggas. Penebar Swadaya : Jakarta

Baca juga :Klasifikasi Ayam ( Gallus gallus )

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *