Hama dan Penyakit Bunga Anggrek

Hama dan Penyakit Bunga Anggrek – hama dan penyakit tanaman anggrek adalah salah satu kendala atau hambatan saat budidaya bunga anggrek yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman anggrek. Selain itu, akan menurunkan produktivitas pada tanaman berupa tanaman cepat mati, bunga tidak bermekaran, dan juga lainnya.

2

Pengendalian hama dan penyakit bunga anggrek ini harus di ambil serius dan juga di lakukan dengan maksimal. Dalam pengendalian atau pembasmian ini harus terlebih dahulu mengetahui gejala, tanda dan juga hama dan penyakit terserang dahulu. Baru bisa melakukan tindakan pembasmian atau pengendalian hama dan penyakit. Berikut hama dan penyakit tanaman bunga anggrek serta pengendaliannya.

Hama Bunga Anggrek

a. Tungau atau kutu perisai

Gejala : menyerang pada daun muda dan tua, daun akan rusak dan terdapat lubang serta bercak berwarna kecoklatan hingga kehitaman.

Pengendalian : mengoleskan bagian terserang dengan air sabun, dan juga bisa melakukan penyemprotan dengan insektisida sesuai dengan dosis.

b. Semut

Gejala : merisak bagian akar di dalam tanah maupun di luar, dan juga akan mengakibatkan tanaman akan layu dan juga akan mati.

Pengendalian : merendam pot tanaman dengan air, dan juga melakukan penyiangan lingkungan dengan maksimal.

c. Belalang

Gejala : menyerang daun muda dan daun akan tidak beraturan ( abnormal ) serta memiliki bentuk yang tidak beraturan.

Pengendalian : membuangnya secara manual, dan bisa melakukan penyemprotan dengan insektisida sesuai dengan petunjuk.

d. Trips

Gejala : menyerang pada daun dan batang tanaman, daun akan terdapat bercak dan juga akan merusak bunga menjadi tidak bermekaran.

Pengendalian : melakukan sanitasi lingkungan dengan teratur, dan juga menyemprot tanaman terserang dengan insektisida.

e. Kutu babi

Gejala : menyerang akar muda dan tunas pada tanaman,sehingga tanaman akan mudah cepat layu dan mati.

Pengendalian : merendam pot tanaman yang terserang hingga menghilang.

f. Keong

Gejala : menyerang daun muda dan tua, hingga daun akan terdapat lubang dan tidak beraturan.

Pengendalian : membuangnya secara manual, dan juga bisa menyemprotnya dengan insektisida berbahan aktif sesuai dosis.

g. Red spinder

Gejala : menyerang bagian bawah daun, hingga permukaan daun akan menguning dan juga daun akan terdapat bercak.

Pengendalian : membuangnya atau memangkas bagian terserang secara manual, dan juga bisa mengosokan dengan alkohol serta menyemprotnya dengan insektisida berbahan aktif dicofol da daiazinon sesuai dosis.

h. Kumbang , ulat, kepik dan kutu daun

Gejala : hama tersebut menyerang daun muda dan tua, hingga daun mengguning, berlubang tidak beraturan, bergerigi, dan juga bahkan berguguran.

Pengendalian : melakukan pemangkasan bagian terserang, dan juga bisa dengan melakukan penyemprotan dengan insektida sesuai dengan petunjuk.

Penyakit Bunga Anggrek

a. Penyakit buluk

Gejala : menyerang pada benih atau biji anggrek hingga biji tersebut tidak akan tumbuh dengan baik dan juga persemaia akan gagal.

Pengendalian : melakukan penyeterilan media persemaian, menggunakan benih tahan penyakit dan melakuka perendaman biji terlebih dahulu dengan larutan fungsida.

b. Penyakit rebah kecambah

Gejala : terdapat bercak di bagian permukaan daun berwarna kecoklatan hingga kehitaman, dan juga akan merusakan tunas pada tanaman.

Pengendalian : memindahkan tanaman dari yang lainnya, dan juga melakukan penyemprotan tanaman terserang dengan fungisida.

c. Penyakit bercak coklat

Gejala : permukaan daun akan terdapat bercak berwarna kekuningan hingga berwarna kecoklatan dan daun akan layu serta keriting.

Pengendalian : hanya melakukan sanitasi dengan maksimal.

d. Penyakit busuk akar

Penyebab : jamur Rhizoctonia solani

Gejala : akar tanaman akan membusuk, dan tanaman akan mengguning serta layu.

Pengendalian : memisahkan tanaman terserang dari yang lainnya, dan menyemprotkan tanaman terserang dengan fungsida benlate sesuai dosis.

e. Penyakit layu

Penyebab : jamur Fusarium oxyporium

Gejala : tanaman akan mengguning, kering dan juga akan layu serta tanaman akan cepat mati.

Pengendalian : tanaman di pindahkan dari tanaman lainnya, dan juga melakukan penyemprotan dengan fungsida benlate sesuai dosis.

f. Penyakit busuk

Penyebab : jamur Sclerotium rolfsi

Gejala : tanaman akan terdapat bintik atau bercak kehitaman pada bagian tanaman terserang.

Pengendalian : bagian terserang di buang atau di pangkas, dan juga bisa melakukan penyemprotan dengan desinfektasn dengan larutan formalin 4 % atau fungisida natrippene 0.5 % selama 1 jam bahkan lebih.

g. Penyakit bercak coklat

Gejala : permukaan daun terdapat berdak berwarna kecoklatan hingga kehitaman.

Pengendalian : memangkas atau menindahkan tanaman terserang, dan bisa juga dengan menyemprot tanaman terserang dengan fungisida physan 20.

h. Penyakit busuk lunak

Penyebab: bakteri Erwinia cartovora

Gejala : daun dan akar akan membusuk, sehingga mengakibatkan tanaman akan layu dan mati.

Pengendalian : membuang tanaman terserang, dan menyemprot tanaman terserang dengan physan 20 dan formalin 4 %.

i. Penyakit bercak cincin

Penyebab : virus tobacco mozaic odontoglos

Gejala : permukaan daun akan terdapat bercak membulat dan membenuk cincin di daun.

Pengendalian : melakukan sanitasi lahan, dan menyetrelkan alat potong dengan maksimal.

j. Penyakit Cymbidium

Penyebab : virus Mozaic cymbidium

Gejala : tanaman akan terdapat bercak – bercak berwarna kehitaman di bagian batang, daun dan tangkai bunga.

Pengendalian : hanya bersifat mencegahnya saja dengan cara membuang tanaman terserang dari tanaman lainnya.

k. Penyakit busuk hitam

Penyebab : jamur Phytopytora omnivora

Gejala : permukaan pangkal daun akan terdapat bercak kehotaman , dan membusuk serta daun akan mati.

Pengendalian : menyemprot bagian terserang dengan fungisida berupa dithane M-45 , benlate , physan dan lainnya sesuai dengan dosis.

Baca juga :  Klasifikasi dan Morfologi Bunga Melati

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *