Jenis – Jenis Virus Pada Ayam ( Unggas )

Jenis – Jenis Virus Pada Ayam ( Unggas )  – Virus adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis. Virus hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup dengan menginvasi dan memanfaatkan sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan selular untuk bereproduksi sendiri. Dalam sel inang, virus merupakan parasit obligat dan di luar inangnya menjadi tak berdaya. Biasanya virus mengandung sejumlah kecil asam nukleat (DNA atau RNA, tetapi tidak kombinasi keduanya) yang diselubungi semacam bahan pelindung yang terdiri atas protein, lipid, glikoprotein, atau kombinasi ketiganya. Genom virus menyandi baik protein yang digunakan untuk memuat bahan genetik maupun protein yang dibutuhkan dalam daur hidupnya.

1Istilah virus biasanya merujuk pada partikel-partikel yang menginfeksi sel-sel eukariota (organisme multisel dan banyak jenis organisme sel tunggal), sementara istilah bakteriofag atau fag digunakan untuk jenis yang menyerang jenis-jenis sel prokariota (bakteri dan organisme lain yang tidak berinti sel).

Jenis – Jenis Virus Pada Ayam

1. Avian Encephalomyelitis ( AE; Epidemic Tremor)

Penyebab

Infeksi picornavirus

Gejala

Menyerang ayam muda yang berumur 1-3 minggu. Ayam yang terserang AE akan mengalami kelumpuhan. Kepala dan leher terlihat bergetar. Gejala tersebut bisa terlihat sejak telur menetas, tetapi biasanya terlihat pada minggu pertama dan ketiga.

Penyebaran

Penyebaran AE bisa melalui telur tetas yaitu terkontaminasi dari induk yang terinfeksi AE. Virus dapat berkembang dalam kantong kuning telur embrio ayam yang tidak memiliki kekebalan induknya. Virus juga terdapat dalam kotoran ayam dan dapat hidup selama empat minggu.

Pencegahan

DOC yang dihasilkan dari pembibitan harus berasal dari induk yang memiliki kekebalan cukup mampu memberikan perlindungan dari penyakit tersebut. Ayam bibit harus diberi vaksin AE agar memiliki kekebalan tubuh yang baik sehingga DOC yang dihasilkan dapat terhindar dari penyakit ini. Memberikan vaksinasi baik killed atau live merupakan cara paling efektif untuk mencegah penyakit ini.

Pengobatan                                                                        

Belum ada obat untuk menyembuhkan penyakit ini.

2.Avian Influenza (Flu Burung)

Penyebab

Virus yang dikelompokkan ke dalam ortthomyxovirus dan terdapat tiga tipe A,B,C. Namun virus yang menyerang ayam adalah virus A.

Gejala              

Penyakit ini menyerang bagian pernapasan atau sistem saraf. Tingkat kematian penyakit ini bisa mencapai 100%. Karena itu, avian influenza disebut sebagai highly pathogenic avian influenza. Ayam yang terserang penyakit ini menunjukkan gejala penyakit pernapasan seperti batuk,bersin,mata berair,dan terjadi sinusitis. Jengger tampak layu dan pada bagian kaki,kepala,cuping terdapat bercak akibat terjadinya pendarahan di daerah kulit. Terjadi pembengkakakn didaerah kepala dan muka. Tingkat kematian ayam akibat penyakit ini sangat tinggi,bahkan semua ayam dikawasan peternakan ayam yang terkena harus di musnahkan.

Virus Al mudah mengalami mutasi yang disebabkan adanya perubahan pada urutan nukleotida(antigenic shift) seperti H5 dan H9 dan membentuk subtipe baru. Proses bergabungnya virus flu ini membutuhkan hewan fasilitator yang diketahui sampai saat ini adalah babi. Virus flu burung yang baru ini perlu diwaspadai karena bisa bersifat ganas yang dapat menginfeksi manusia hingga terjadi kasus kematian.

Penyebaran

Virus flu burung bisa menyebar melalui kontak langsung,udara,air minuman,pakan,peralatan,kendaraan, karyawan, atau burung liar yang telah terkontaminasi oleh virus flu burung.

Pencegahan

Melakukan vaksinasi: mengisolasi farm yang terinfeksi virus flu burung; memusnahkan semua ayam yang terinfeksi;melarang semua peralatan,orang,dan kendaraan lalu lalang ke daerah yang terserang;melakukan sanitasi ketat;serta mengistirahatkan farm yang terinfeksi. Beberapa jenis vaksin Al yanng beredar dipasaran adalah medivac Al,afluvet,qilu,vaksiflu Al,optimune AIV dan avimex.

Pengobatan

Belum ada obat yang efektif untuk penyakit ini.

3.Fowl Pox(Pox;Avian Pox;Cacar Ayam)

Penyebab

Virus Borrelota avium.

Gejala           

Menyerang segala umur ayam dan menyebar ke ayam secara perlahan. Terdapat luka (keropeng) pada kulit yang tidak ditumbuhi bulu seperti kepala,leher, dan kaki. Terdapat luka serius dibagian atas saluran pencernaan dan saluran pernapasan.

Terdapat dua jenis bentuk penyakit cacar sebagai berikut:

  1. Cutaneous type (dry pox) yaitu cacar yang menyerang berbentuk luka keropeng di temukan didaerah jengger,pial,sekitar mata,dan lubang telinga.
  2. Diphtheritic type(wet pox) yaitu cacar yang menyerang daerah permukaan yang basah di bagian dalam seperti mulut,lidah,tenggorok, saluran hidung,dan kadang-kadang daerah tembolok. Cacar ini berwarna kekuningan,berbentuk seperti kanker,dan berbentuk luka mengkeju.

Penularan

Melalui kontak langsung dengan cara saling patuk(kanibalisme) atau melalui perantara nyamuk dan serangga pengisap darah lainnya yang menularkan virus dari ayam yang terinfeksi ke ayam yang sehat. Penularan juga bisa melalui telur yang dihasilkan dari induk yang tertular virus cacar ini.

Pencegahan

Pencegahan dapat dilakukan melalui vaksinasi. Vaksinasi biasanya dikerjakan ketika ayam mulai terserang,tetapi bisa juga dilakukan pada sembarang umur jika memang diperlukan. Vaksinasi dilakukan dengan cara wing web menggunakan jarum bermata dua yang sebelumnya dicelupkan kedalam vaksin fowl pox tersebut.

Pengobatan

Belum ada pengobatan yang efektif untuk cacar.

4. Infectious Bursal Disease(IBD;Gumboro Disease)

Penyebab          

Pertama kali dilaporkan oleh Cosgrove tahun 1962 didaerah sekitar Gumboro, negara bagian Delaware,Amerika Serikat. Gumboro disebabkan oleh virus dari family birnaviridae. Viral genome memiliki double pita(double stranded) segmen RNA,tidak beramplop dan terdiri dari empat jenis protein yaitu:VP 1,VP 2, VP 3,dan VP 4. Keempat protein ini memiliki berat molekul dan fungsi yang berbeda-beda. Protein jenis VP 2 dan VP 3 merupakan protein utama dalam menentukan keganasan virus IBD. Jenis protein VP 2 disebut juga penentu sarotipe atau grup spesifik antigen, dan jenis protein VP 2 ini juga yang memicu terbentuknya antibodi protektif. Sementara VP 3 tidak bersifat protektif tetapi hanya penentu kelompok virus IBD.

Virus IBD memiliki dua serotipe yaitu serotipe 1 yang bersifat patogen dan serotipe yang tidak berpatogen. Berdasarkan serotipenya, serotipe 1 dibedakan menjadi tiga kelompok yaitu IBD klasik(jenis virus sama dengan awal di temukannya), IBD varian(jenis virus merupakan keturunan dan mutasi dari virus klasik), serta kelompok yang paling ganas dan memiliki karakteristik yang berbeda dengan klasik maupun varian. Jenis virus ini ditemukan diindonesia dan dikelompokkan menjadi very virulent IBD(vvIBD).

Gejala

Virus IBD di dalam tubuh ayam hidup di bursa fabricius. Bisa juga ditemukan di organ lainnya sperti tymus,limpa,caeca tonsil, dan kelenjar herderian. Target utama virus IBD sebenarnya adalah sel limfosit B yang menjadi sel utama dalam tubuh untuk menghadapi penyakit yang menyerang. Sel-sel limfosit B yang dihasilkan bursa fabricius rusak, akibatnya tubuh tidak bisa membentuk antibodi (imunosupresif) sehingga daya tahan tubuh ayam menjadi lemah.

Penyakit ini menyerang anak ayam, terutama yang berumur 3-6 minggu. Anak ayam yang terserang penyakit ini akan mengalami diare berwarna putih,ayam lemah,hilang nafsu makan,mematu-matuk dubur,bulu-bulu berdiri dan kotor,mengantuk,terjadi pembengkakan didaerah bursa fabricius(2-3 kali lebih besar dibanding dengan bentuk normal), terjadi kelumpuhan,penurunan tingkat kekebalan,serta menyebabkan kematian.

Pada kasus outbreak dilapangan sering terjadi pendarahan dibagian paha dan otot pectoral, serta sambungan antara proventiculus dengan ventriculus (ampela). Terjadi pembengkakan diorgan tubuh terutama ginjal (menhjadi 2-3 kali normal), adanya pendarahan dan nanah yang mengeju dibursa fabricius. Saluran ureter akan berisi uretes. Mendiagnosis penyakit ini biasanya menggunakan serologic testing dengan bahan agar gel precipitin, virus netralization, atau ELISA test.

Penyebaran

Penyakit gomboro bersifat menular dan akut, dengan penularan penyakit mencapai 100%. Masa inkubasi sangat pendek antara dua hingga tiga hari. Penyebaran antar-ayam bisa terjadi dalam waktu 18-36 jam. Penyebaran penyakit umumnya terjadi melalui ayam, manusia,atau peralatan yang terinfeksi. Virus gumboro bersifat stabil dan bisa hidup sampai beberapa bulan. Penularan melalui telur hampir jarang terjadi. Cacing daging (Alphitobiusdiaperinus) bisa menjadi tempat singgah virus gomboro selama beberapa minggu setelah outbreak dan akan mengkontaminasi ayam sehat.

Pencegahan

Pencegahan bisa dilakukan dengan cara memberi vaksin gumboro. Pemberian vaksin kepada ayam breeding pada masa pertumbuhan dan dewasa bisa meningkatkan sistem kekebalan induk pada ayam (DOC).

Pengobatan

Belum ada obat yang efektif untuk menyembuhkan penyakit ini.

5.Infectious Laryngotracheitis (LT;ILT;Laryngotracheitis)

Penyebab       

Avian calicivirus dari golongan caliciviridae.

Gejala

Virus ini terdapat pada usus kecil yang mengakibatkan gangguan efisiensi penyerapan zat makanan pada ayam, terutama ayam pedaging. Gejala yang paling mencolok terjadi pada bulu dan bentuk badan. Bulu sayap tampak tidak normal dan tidak beraturan. Hal ini disebabkan pangkal bulu primer patah sehingga bulu-bulu mencuat seperti baling-baling. Ayam yang terserang penyakit ini mengalami keterlambatan pertumbuhan (stunted) setelah 1-2 minggu terinfeksi virus ini. Akibatnya, bobot badan ayam bisa turun 40% di bawah standar.

Penyebaran

Penyebaran bisa dilakukan melalui kontak langsung,udara,peralatan,tempat pakan,tempat minum,pakan, dan air minum yang terkontaminasi virus Avian calicivirus.

Pencegahan

Pencegahan dilakukan dengan meningkatkan standar sanitasi. Ayam yang telah terdeteksi terkena ISS harus segera dimusnahkan.

Pengobatan

Belum ada obat yang efektif untuk menyembuhkan penyakit ini.

6.Newcastle Disease ( ND;Tetelo;Avian pneumoencephalitis)

Penyebab

Virus ND dari famili paramyxovirus.

Gejala

Berdasarkan sifat keganasan nya (pathogenicity), penyakit ND diklasifikasikan sebagai berikut:

  1. Bersifat ringan (lentogenic), ayam yang terinfeksi ND tidak menampakkan gejala sakit atau hanya sedikit dan menyebabkan sedikit kematian atau tidak ada sama sekali.
  2. Bersifat sedang (mesogenic) biasanya menyerang anak ayam yang ditandai dengan gejala adanya gangguan pernapasan,nervous, dan tingkat kematian tinggi. Serangan pada ayam produksi bisa menyebabkan penurunan produksi yang drastis.
  3. Bersifat ganas (velogenic atau neurotropic) menyerang ayam secara tiba-tiba dan bersifat ganas atau akut. Gejala yang tampak adanya gangguan pernapasan(ngorok),diare, leher berputar(torticolis), dan kelumpuhan yang diikuti dengan kematian.
  4. Bersifat sangat ganas (viscerotropic velogenic; exotic ND; dan asiatic type) menyerang ayam sangat virulent dan tingkat kematian tinggi. Gejala yang tampak adanya gangguan pernapasan, nervous, pergerakan leher memutar dan tidak terkontrol,serta ayam mati mendadak.

Pencegahan

Pencegahan dilakukan dengan cara memberikan vaksinasi ND. Vaksin untuk melawan ND biasanya dibuat dari virus jenis ringan (lentogenic) dan sedang (mesogenic). Vaksin ini akan memberikan proteksi terhadap semua bentuk ND.

Penyebaran

Penyakit ND menyebar dengan cepat melalui udara, pakaian, peralatan, mobil, burung, dan pakan. Selain dengan cara melihat beberapa gejala fisiknya, penyakit ND bisa didiagnosis melalui beberapa tes laboratorium, seperti hemoglutination test, virus isolation test, hemoglutination inhibihition (HI) test, flurescent antibody test, dan enzime linked immunosorbent assay (ELISA) test.

Pengobatan

Belum ada pengobatan yang efektif untuk menyembuhkan penyakit ini.

7. Marek’s Disease ( penyakit Marek’s; Marek’s)

Penyebab         

Hervesvirus induced neoplastic disease pada ayam yang ditandai dengan adanya infiltrasi pada berbagai saluran pokok saraf atau organ dengan sel pleomorphic lymphoid.

Gejala

Penyakit marek’s biasanya menyerang ayam muda yang berumur 2-7 bulan. Namun, bisa juga menyerang anak ayam yang berumur sekitar tiga minggu. Penyakit ini telah menyebar ke seluruh dunia dan menimbulkan banyak kematian. Terdapat tumor visceral ( organ bagian dalam ayam), terjadi infiltrasi limpoid pada saraf peripheral, ayam mengalami kelumpuhan, dan mengalami kebutaan akibat infiltrasi limpoid pada iris.

Terdapat empat perbedaan pola lesion sebagai berikut:

  • Terdapat pembesaran yang kasar pada saraf peripheral.
  • Terjadi pelunturan warna pada iris.
  • Terdapat pembesaran pada folikel bulu dengan warna kemerahan(skin leucosis).
  • Terdapat tumor pada alat pencernaan (visceral tumor) seperti di bagian hati, jantung, gonad, limpa, dan proventiculus.

Pencegahan

Pencegahan biasanya dilakukan dengan melaksanakan vaksinasi di hatchery. Revaksinasi tidak diperlukan karena kekebalan akibat vaksin akan berlangsung cukup lama. Vaksin yang umum digunakan berisi turkey harpesvirus (serotipe 3). Penggunaan vaksin bivalent yang berisi turkey harpesvirus (serotipe 2) direkomendasikan untuk mencegah serangan virus sangat ganas yang berasal dari strains lapangan.

Pengobatan

Belum ada pengobatan yang efektif untuk penyakit marek’s.

Baca juga :Cara Membedakan Burung Pleci Jantan dan Betina

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *