Klasifikasi Tanah Gambut Lengkap – Tanah Gambut atau Lahan gambut merupakan suatu ekosistem lahan basah yang dibentuk oleh adanya penimbunan atau akumulasi bahan organik berasal dari sisa-sisa tumbuhan dan jasad mikroorganisme dalam kurun waktu lama. Akumulasi ini terjadi karena lambatnya laju dekomposisi dibandingkan dengan laju penimbunan organik yang basah atau tergenang.
Baca: Klasifikasi dan Morfologi Pohon Pinang (Areca cathecu)
Tanah gambut ini terbentuk juga karena kadar air dan kadar keasaman yang cukup tinggi, sehingga terjadi terhambatnya proses pembusukan. Sehingga menyebabkan penumpukan-penumpakan serpihan atau sisa-sisa tumbuhan, dan terjadi penimbunan dalam waktu lama.
Klasifikasi Tanah Gambut
Klasifikasi tanah gambut secara umumnya merupakan tanah organosol atau histosol. Tanah ini adalah tanah yang memiliki lapisan bahan organi dengan berat jenis dalam kedaan lembab <0,1 g/cm3 dengan tebal > 60 cm atau lapisan organik dengan berat jenis >0,1 g/cm3 dengan tebal > 40 cm.
Menurut Nursanti & Rohim (2009) dan Darmawijaya (1990), berdasarkan tingkat kematangan tanah gambut terbagi menjadi 3 jenis yaitu:
- Fibrik, yaitu bahan organik tanah yang sedikit terdekomposisi yang memiliki serat sebanyak 2/3 volume, porositas tinggi, daya memegang air tinggi.
- Hemik, yaitu bahan organik yang memiliki tingkat kematangan antara fibrik dan saprik dengan kandungan serat 1/3-2/3 volume.
- Saprik, yaitu sebagaian besar dengan organik telah mengalami dekomposisi yang memiliki serat kurang dari 1/3 dengan bobot isi yang lebih besar dari fibrik.
Menurut Najiyati et al. (1997) dan Muslihat (2003), berdasarkan tingkat kedalaman tanah gambut terbagi menjadi 4 jenis yaitu:
- Lahan gambut dangkal, yaitu lahan dengan ketebalan gambut 50-100 cm.
- Lahan gambut sedang, yaitu lahan dengan ketebalan gambut 100-200 cm.
- Lahan gambut dalam, yaitu dengan ketebalan gambut 200-300 cm.
- Lahan gambut sangat dalam, yaitu dengan ketebalan gambut lebih dari 300 cm.
Menurut Agus et al. (2008), berdasarkan tingkat kesuburan tanah gambut terbagi menjadi 3jenis yaitu:
- Eutrofik, yaitu gambut yang subur akan bahan mineral dan basa-basa serta unsur hara lainnya.
- Mesotrofik, yaitu gambut yang memiliki kandungan mineral dan basa-basa yang sedang.
- Oligotrofik, yaitu gambut yang tidak subur karena kurang akan mineral dan basa-basa, gambut hemik dan saprik tergolong kedalam oligotrofik.
Menurut Sani (2011), berdasarkan tingkat terbentuknya dan pengendapan tanah gambut di Indonesia terbagi menjadi 2 jenis yaitu:
- Gambut Ombrogen, dimana kandungan airnya hanya berasal dari air hujan. Gambut ini dibentuk dengan lingkungan pengendapan dimana tumbuhan pembentuk hanya tumbuh dari air hujan, sehingga kadar abunya adalah asli dari tumbuhan itu sendiri.
- Gambut Topogen, dimana kandungan airnya berasal dari oermukaan. Gambut ini diendapkan dari sisa tumbuhan dari pengaruh elemen yang dibawah oleh air permukaan tersebut.
Baca Juga:
Demikianlah informasi tentang Klasifikasi Tanah Gambut Lengkap. Semoga artikel diatas dapat berguna dan bermanfaat. Terima kasih.