Panduan Dasar Budidaya Duku – Duku ( Lansium domesticum Corr ) Merupakan tanaman buah yang berasal dari indonesia. Sekarang sudah menyebar luas di seluruh pelosok nusantara. Selain itu duku juga ada yang menyebutkan berasal dari Asia tenggara bagian barat, Senanjung Tahilan di sebelah barat sampai ke kalimantan timur. Jenis tanaman ini tumbuh dengan liar diwilayah tersebut dan merupakan salah satu buah-buahan budidaya utama.
Jenis tanaman buah duku biasa digunakan untuk budidaya adalah jenis duku unggul seperti duku komering, duku metesih dan duku condet. Tanaman duku ini memiliki manfaat obat anti diare dan obat demam. Lihat selengkapnya di manfaat buah duku bagi kesehatan.
Syarat tumbuh
- tanaman duku dapat tumbuh dengan curah hujan tinggi dan merat sepanjang tahun. Curah hujan sekitar 15-2500 mm/tahun.
- Tanaman duku tumbuh optimal pada instensitas cahaya matahari tinggi.
- Tanaman duku dapat tumbuh subur dengan suhu rata-rata 19 derajat C.
- Tanaman duku dapat tumbuh baik pada tanah yang banyak mengandung bahan organik, subur dan mempunyai aerasi tanah yang baik.
- Derajat keasaman pH yang baik adalah 6-7.
- Dan ketinggian tidak lebih dari 650 m dpl.
Cara budidaya tanaman duku
a.Pembibitan
1.) Persyaratan benih
Tanaman bibit yang akan ditanam sangat menentukan produksi hasil duku. Oleh karena itu, bibit buah duku harus memenuhi syarat utama sebagai berikut:
- Bebas dari hama dan penyakit.
- Bibit mempunyai sifat genjah
- Tingkat keseragaman penampakan fisik seperti warna, bentuk, dan ukuran benih lebih seragam.
- Bibit cepat tumbuh dan berkembang.
2.) Penyiapan benih
Penyiapan benih dilakukan dengan memperbanyak benih dengan persemaian. Untuk persemian benih awalnya lambat, dengan pemilihan yang intesnif diperkukan 10-18 bulan agar batang duku berdiameter sebesar pensil lalu bisa di pindahkan dilapangan tanam.
3.) Teknik Penyemaian benih
Penyemaian benih sebaiknya dilakukan pada musim hujan agar media tanah selalu lembab dan basah. Pembuatan media penyemaian dapat berupa tanah subur dan sudah tercampur dengan pupuk organik dengan perbandingan 1:1. Tempat persemaian berupa bedengan , keranjang/kantong plastik atau polibag.
4.) Pemeliharaan penyemaian
Pemeliharaan dilakukan dengan penyiraman dua kali setiap hari yaitu pagi dan sore, terutama pada saat musim hujan. Maka melakukan penyiraman dikurangi menjadi satu kali setiap hari. Kalau pertumbuhan sudah benar kokoh, penyiraman cukup dilakukan secukupnya jika media tanah kering.
Penyulaman pada bibit diperlukan jika bibit ada yang mati aupun bibit dengan pertumbuhannya terhambat. Rumput liat yang tumbuh disekitar menggangu pertumbuhan bibit juga harus dihilangkan. Untuk meningkatkan pertumbuahan diberi pupuk organik berpa pupuk kandang dan pupuk kompos serta maupun pupuk anorganik berupa Pupuk TSP dan ZA sesuai dengan dosis.
5.) Pemindahan bibit
Pemindahan bibit dilakukan saat berumur sekitar 2-3 bula dengan tinggi bibit 30-40 cm. kegiatan ini harus memperhatikan kondisi bibit agar tidak terjadi kerusakan pada bibit.
Pengelolahan media tanam
1.) Persiapan
Sebelum dilakukan pengelolahan lahan perlu diketahui terlebih dahulu tingkat pH tanah sesuai tanaman duku yaitu 6-7. Selain itu, kondisi tanah yang akan diolah juga harus sesuai dengan persyaratan tanaman duku yaitu tanah banyak mengandung bahan organik serta airrase tanah yang baik.
2.) Pembukaan lahan
Pembukaan lahan dilakukan dengan menggunakan alat bantu seperti cangkul dan traktor. Pembukaan lahan sebaiknya dilakukan pada musim hujan, karena tanah akan mudah gembur dan subur.
3.) Pembentukan bedengan
Pembentukan bedengan tidak diperlukan dalam pengelolahan lahan untuk tanaman duku, sehingga bedengan jarang dijumpai pada lahan tanaman duku.
4.) Pengapuran
Pengapuran sangat di[erlukan jika kondisi pH tanah tidak sesuai dengan persyarat PH tanah untuk tanaman duku, maka hal ini sangat diperlukan. Cara pengapuran dapat dilakukan dengan penyiraman di sekitar tanaman duku. Jumlah dan dosis pengapuran harus sesuai dengan kadar yang dianjurkan.
Teknik penanaman duku
1.) Penentuan pola tanam
Pohon duku umumya di tanam di pekarangan, tetapi sering juga di tanam tumpang sari di bawah pohon kelapa atau di tumpang sarikan dengan tanaman lain seperti pohon manggus dan durian. Jarak tanam bervariasi 8 x 8 m ( 15 pohon / ha) sampai jarak 12 x 12 m (50-60 pohon/ha ). Jarak tanam ditentukan dengan memperhatikan adanya pohon-pohon pendampingnya.
2.) Pembuatan lubang tanam
Pembuatan lubang tanam sekitar 1-2 bulan sebelum penenaman bibit. Lubang tanam minimal dibuat dengan ukuran 0,6 x 0,6 x 0,6 meter. Namun akan lebih baik apabila uran lebih besar yaitu 0,8 x 0,8 x 0,7 meter.
3.) Cara penanaman
Penanam sebaiknya menunggu sampai tanah galian memadat atau tampak turun dari permukaan tanah. Sebelum penanaman dilakukan, igali terlebih dahulu dengan ukura seluas kanting plastik pembungkus bibit. Kemudian pembungkus di buka dan tanaman dimasukan kedalam lubang tanam. Lalu lakukan penyiram agar kondisi tanah basah.
Pemeliharan tanaman
1.) Penjarangan dan penyulaman
Penjarangan adalah pengurangan persaingan antara tanam popok dan tanaman lain. Persaigan yang terjadi bertujuan untuk mendapatkan unsur hara, air, sinar matahari dan ruang tumbuh. Sedangkan penyulaman adalah pembersihan tumbuhan liar atau gula yang ada disekitar tanaman duku
2.) Penyiangan
Penyiangan adalah pembersihan rumput dan tanaman kecil yang adapat menggangu pertumbuhan tanaman duku.
Pemupukan ini sangat diperlukan untuk meningkatkan unsur hara tanah. Pupuk yang digunkan berupa pupuk organik , urea , TSP dan juga pupuk Zk Sesuai dengan kondisi dan ukuran pada tanaman duku.
3.) Pengairan dan penyiraman
Tanaman duku hanya memrlukan pemberian air yang cukup terutama pada musim kemarau. Selain itu tanama duku sudah cukup kuat dan kokoh , maka penyiraman dilakukan seperlunya saja.
Hama dan penyakit
a. Hama
1.) Kalelawar
Kalelawar mengincar buah duku yang sudah matang dan siap panen. Pengendalian: dengan membungkus buah sejak buah berukuran sangat kecil, pembungkus yang digunakan berupa kain bekas dan ijuk tanaman aren.
2.) Kutu perisai ( Asterolecantium sp )
Hama ini menyerang daun dan batang tanaman duku. Pengendalian: menggunakan insektisida sesuai dengan dosis yang di anjurkan.
3.) Kumbang penggerek buah ( Curculio sp )
Hama ini menyerang buah yang sudah matang, sehingga buah duku berlubang dan busuk. Pengendalian: Sama kutu perisai.
4.) Kutu putih ( Psedococcuc lepelleyi )
Hama ini menutupi kuncup daun dan daun mudah buah duku. Pengendalian: sama kutu perisai.
b.Penyakit
1.) Penyakit busuk akar
Merupakan penyakit berbahaya karena menyerang pohon dan buah duku. Pengendalian:Pemliharaan tanaman baik, disemprot dengan fungisida sesuai dengan peruntukan masing-masing obat.
2.) Penyakit antaknosa ( Colletitrichum gloosporoids)
adanya bintik pada rangkai buah, serangan ini menyebabkan buah berjatuhan lebih awal dan juga menyebabkan kerugian pasca panen. Pengendalian: Pemeliharaan tanaman baik dan disemprot dengan fungisida sesui dengan peruntukan masing-masing obat.
3.) Penyakit mati pucuk
Penyakit ini menyerang ujung batang dan ranting yang nampak kering. Pengendalian: Pemeliharaan tanaman baik dan penyemprotan dengan fungisida seperti Manzate, Zerlate, Fermate, Dithane D-14 atau pestisida lain.
4.) Gulma
Gulma seperti rerumputan dan alang – alang lair yang menganggu menghambta pertumbuhan tanaman duku. Gulma ini harus dihilangkan dengan cara penyiangan dan untuk mencegah dapat menggunakan obat-obatan kimia.
Panen
Tanaman duku berbunga sekaligus berbuah pada umur tanaman 12 tahun bahkan lebih. Sedangkan untuk tanamanduku yang pembibitan dengan vegetatif seperti pencangkokan atau sambungan dapat berbuah lebih scepat yaiti pada umut 8 tahun.
Pemanen dilakukan dengan cara memanjat pohon dan memotong tanda buah yang matang denga piasau atau gunting pangkas . sebaiknya berhati-hati agar batang tidak terlukai sebab pembungaan berikutnya akan muncul di sekitar tandan yang anda motong.
Referensi
- Aak. 1991. Bertanam Pohon Buah-Buahan 2. Kanisius. Yogyakarta
- Tohir, A.K. 1983. Pedoman bercocok Tanam Buah-Buahan. Pradyaoaramita. Jakarta
- Badan Agribisnis Departemen Pertanian. 1991. Investasi Agribisnis Komoditas Unggulan Tanaman Pangan dan Holtikultura. Kanisius. Yogyakarta