10 Pengendalian Hama Penyakit Tanaman Kubis (Kol)

Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Kubis (Kol)Kubis, kol, kobis (Brasisicae oleraceae) merupakan tanaman sayuran semusim yang banyak ditanami terutamanya pada dataran tinggi, di Indonesia. Tanaman kubis  masih berkaitan erat dengan tanaman, seperti brokoli, kembang kol, dan kubis brussel. Namun, kubis memiliki tiga warna, yaitu berwarna hijau, unggu dan putih.

Baca: Cara Pengendalian Ulat Grayak Pada Tanaman Bawang Merah

Dalam budidaya tanaman kubis, perlu harus dahulu memperhatikan tanda dan gejala hama dan penyakit tanaman kubis untuk menghindari kerugian diakibatkan oleh hama dan penyakit tersebut. Oleh sebab itu, untuk mengantisipasi lebih dahulu harus mengetahui Hama dan Penyakit Yang Sering Menyerang Tanaman Kubis serta pengendaliannya, diantara sebagai berikut:

Hama dan Penyakit Tanaman Kubis

A. Hama Tanaman Kubis

1. Ulat Daun Kubis (Plutella xylostella)

Ulat ini memiliki ukuran relatif kecil berkisar 5-10 mm, berwarna hijau. Terkadang jika diganggu akan menjatuhkan diri dengan menggunakan benang.

Gejala Serangan:

  • Menyerang daun muda, dan dewasa hingga daun berlubang dan bahkan abnormal. Selain itu, hama ini hanya menyisihkan bagian urat-urat daunnya saja.

Pengendalian:

  • Penyemprotan dengan larutan insektisida berbahan aktif, seperti Abamectin, Alfa-sepermetrin, Asefat, Asetamiprid, Bacillus thuringiensis, Bensultap, dan sebagainya.

2. Ulat Tanah Kubis (Agrotis ipsilon)

Ulat tanah memiliki ukuran 5-10 mm bahkan lebih, berwarna unggu kehitaman. Dalam bentuk larva berbentuk bulat kecil dan berwarna putih kekuningan.

Gejala Serangan:

  • Ulat ini menyerang pada pangkal batang muda, menjadi tidak normal sehingga menyebabkan rapuh, rusak dan mengakibatkan tanaman mati.

Pengendalian:

  • Penyemprotan dengan larutan Insektisida berbahan aktif, seperti Altacor 35 WG, Ampligo 150 ZC, Atabron 50 EC, Preva6thon 50 SC, Rampage 100 EC, Dyrsban 200 EC, Petroban 200 EC dan sebagainya.

3. Ulat Krop Kubis (Crocidolomia binotalis)

Ulat yang baru menetas berwarna kelabu, kemudian berubah warna menjadi hijau muda dan terdapat tiga gars berwarna putih kekuningan dan dua harus disamping, kepala berwarna hitam. Umumnya ulat ini memiliki panjang sekitar 18 mm.

Gejala Serangan:

  • Menyerang daun muda sampai habis sampai tidak tersisa, tanaman pun menjadi rusak dengan adanya kotoran yang masih menempel bekas ulat tersebut.

Pengendalian:

  • Penyemprotan larutan Insektisida berbahan aktif, seperti Agrimec 18 EC, Amcomec 18 EC, Amect 18 EC, Calebtin 18 EC, Crespo 18 EC, Demolish 18 Ec, Dimec 18 EC, Isigo 18 EC, Matros 18 EC dan sebagainya.

4. Ulat Jengal Kubis (Plusia chalcites)

Ulat jengkal berwarna hijau muda dengan panjang mencapai 15-20 mm, dengan ciri khusus berjalan menjengkal dari satu tempat ketempat lain.

Gejala Serangan:

  • Ulat ini makan daun muda dan tua, sehingga daun berlubag-lubang. Serangan larva ulat ini menyebabkan daun terdapat bercak-bercak putihpada daun dan menyebabkan daun tinggal epidermis dan tulang daun.

Pengendalian:

  • Penyemprotan dengan larutan Insektisida berbahan aktif, seperti Thuricide HP, Nugor 400 EC, Cyperin 250 EC, Cypermax 250/100, Sherpa 50 EC dan sebagainya.

5. Kutu Daun Persik (Myzus Persicae)

Kutu daun percik berukuran sangat kecil, hidup berkelompok di bawah permukaan daun atau pucuk daun. Memiliki dua bentuk, yaitu bersayap dan tidak bersayap. Bersyap dominan berwarna hitam, sedangkan tidak bersayap berwarna variasi, seperti merah, kuning, dan hijau.

Gejala Serangan:

  • Daun menjadi keriput, berwarna kekuningan, terpuntir/menggulung dan pertumbuhan terhambat (kerdil)

Pengendalian:

  • Amect 18 EC, Bionic 400 EC, Calebtin 18 EC, Corisida 50 EC, Cymbhus 50 EC, Cyperin 250 EC, Cypermax 100 EC, Nugor 400 EC dan sebagainya.

6. Hama Keong (Achatina sp)

Keong berwarna kehitaman mengkilap, bagian tubuh terkadang berlendir dan memiliki cangkang yang keras.

Gejala Serangan:

  • Daun dan batang berlubang, bergerigi dan abnormal. Terkadang daun terdapat bekas keong yang menyebabkan tanaman menjadi terhambat.

Pengendalian:

  • Bisa dilakukan secara manual dengan cara mengumpulkannya, dan penyemprotan dengan larutan Moluskisida berbahan aktif, seperti Instal 5 GR, Toxiput 5 GR, Sipotox 6 GR, Ekobia 0.215 WP dan sebagainya.

B. Penyakit Tanaman Kubis

1. Penyakit Rebah Kecambah (Pythium sp)

Rebah kecambah disebabkan oleh Phtium sp, memiliki sprongium (kinidium) berbentuk bulat, yang akan berkembang membentuk hifa. Penyakit ini bersifat pilfag terutamnya menyerang inang yang masih muda (semai).

Gejala Serangan:

  • Tanaman menjadi layu dan kulit akar busuk basa, di samping itu daun atau tunas terjangkit akan mengalami gejala busuk coklat.

Pengendalian:

  • Penyemprotan dengan larutan Fungisida berbahan aktif, seperti Antracol 70 WP, Magenta 50 WP, Previcur-N dan sebagainya.

2. Penyakit Akar Gada (Plasmodiophora brassicae)

Akar gada memiliki Zoospora tunggal yang berasal dari spora rehat, sehingga akan menetrasi akar inang dan tumbuh menjadi plasmodium sehingga menyebabkan akar menjadi besar.

Gejala Serangan:

  • Terjadinya pembesaran pada akar halus dan akar sekunder, seperti gada. Akar terserang akan sulit untuk menyerap nutris dan air sehingga tanaman menjadi kerdil, layu bahkan mati.

Pengendalian:

  • Penyemprotan dengan larutan Pestisida berbahan aktif, seperti Amistartop 325 SC, Bavistin 50 WP, Basamid RG, Centro 75 WG, Nebijin 0,3 DP dan sebagainya.

3. Penyakit Bercak Daun (Alternaria sp)

Bercak daun membentuk konidiofor berwarna coklat, keluar melalui kulit, sendiri-sendiri atau bekumpul, dengan bentuk bulat tidak beraturan.

Gejala Serangan:

  • Daun terdapat bercak sempit memanjang, berwarna coklat kekuningan sampai kehitaman, terkadang sejajar dengan tulang daun. Serangan berat bercakterdapat [ada upih daun, batang, dan bunga.

Pengendalian:

  • Penyemprotan dengan larutan Fungisida berbahan aktif, seperti Antracol 70 WP, Previcur-N dan sebagainya.

4. Penyakit Busuk Basah (Erwinia caratovora)

Busuk basah ini di sebabkan oleh bakteri Erwinia caratovora yang akan menyerang tanaman muda dan tua.

Gejala Serangan:

Menyerang pada batang dan kelopak bunga yang akan merusak jaringan menjadi lunak dan berair. Sehingga tanaman terserang akan busuk, berwarna kecoklatan, berair dan bahkan berbau khas busuk.

Pengendalian:

Penyemprotan dengan larutan Fungisida berbahan aktif, seperti Starner 20 WP, Bion M1/48 WP, Rowcol2 dan sebagainya.

Baca Juga:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *