Pengendalian Hama Penggerek Buah Kakao

Pengendalian Hama Penggerek Buah Kakao – Hama Penggerek atau PBK merukan hama yang paling serig di jumpai di tanaman kakao. Hama ini menyerang buah kakao dan menyebabkan penurunan kualitas dan kuantitas buah kakao.

KK

Hampir seluruh tanaman kakao di indonesia mengenal hama penggerek buha kakao. Nama ilmiah hama ini adalah Conophomorpa Cramerella.

Hama penggerek buah kakao seringkali berdampak besar bagi pata petani buah kakao. Bisa menurunkan produktivitas hingga 80 % . Maka dari itu, hama ini harus di basmi dan di kendalikan agar tidak menyerang tanaman buah kakao.

Siklus hidup hama penggerek

Siklus hidup hama ini dimulai dari telur yang berubah menjadi larva. Larva menjadi imago ( serangga dewasa ) yang akan berkembangbiak untuk memulai siklus hidup lagi. Lama siklus hama ini membutuhkan waktu 35 hari.

Sedangkan imago betina penggerek berumur 5-7 hari. Dalam kurun waktu tersebut menghasilkan telur 100-200 butir telur. Hama ini melekatkan telurnya di permukaan buah kakao yang berusia 3 – 4 bulan.

Dalam waktu 7 hari, telur tersebut akan menetas dan keluarlah larva yang lantas menggerek kulit dan masuk ke dalam buah kakao. Larva ini tumbuh dewasa didalam buah, melahap plasenta dan daging buah yang membungkus biji kakao.

Setelah 14 hari tinggal didalam buah kakao, larva mulai dewasa akan menggerek ke luar buah. Kemudian turun kepermukaan tanah untuk mencari daun kering yang akan digunakan untuk media hidup selama fase kepompong. Namun setelah 7 hari menjalani kepompong, serangga ini mulai berubah menjadi imago. Imago tersebut akan terbang, kawin dan hinggap ke buah kakao untuk meletakan telurnya.

Gejala serangan penggerek

Serangan penggerek buah kakao dapat diketahui dari perubahan warna kulit, buah menjadi belang hijau-kuning tampak seperti matang sebelum waktunya. Buah ini jika dibuka , bagian dalamnya akan berwarna coklat kehitaman.

Pada kulit buah kakao yang terserang penggerek akan terdapat garis hitam yang merupakan bekas liang gerekan larva penggerek buah kakao. Biji dari buah yang terserang biasanya berukuran kecil dan saling berdempetan satu sama lain. Biji ini sulit dikeluarkan kerena melekat kuat pada kulit buah. Biji dari buah yang terserang juga memiliki kadar lemak yang rendah sehingga harga jualnya sangat rendah

Pengendalian hama penggerek buah kakao

Secara umum, pengendalian hama penggerek buah kakao dapat dilakukan dengan tiga  cara yaitu kultur teknis, biologis, dan kimiawi.

a.Kultur teknis

Secara kultur teknis adalah pengendalian hama penggerek buah kakao dapat dilakukan dengan menerapkan teknis budidaya yang menekankan kondisi dan area penanaman. Teknis tersebut meliputi pemilihan klon kakao, pemilihan jenis pohon penaung, pemangkasan, kondomisasi, pemupukan, panen sering dan sanitasi.

  • Pemilihan klon merupakan tahapan awal dalam pengendalian hama secara teratur. Dengan menanam klon kakao unggul yang memiliki ketahan terhadap serangan hama penggerek buah kakao seperti ICCRI 7 dan Sulawesi 3.
  • Pemilihan pohon penaung merupakan salah satu yang perlu diperhatikan dalam budidaya buah kakao. Kesalahan memilih jenis penaungan dapat menyebabkan intensitas cahaya serangan hama penggerek buah kakao menjadi sangat tinggi. Pengunaan pohon penaungan ini seperti rambutan, mata kucing, pulasan, kasai, cola, namnam dan lansat.
  • Kondimisasi merupakan perlakuan dengan memberikan selubung pada buah kakao agar imago hama penggerek buah tidak dapat melekatkan dan menempelkan telurnya di permukaan buah. Selubung berupa plastik bening yang diikat pada buah sejak buah masih berukuran sangat kecil ( berukuran panjang 8-12 cm ). Plastik yang digunakan untuk kondomisasi minimal berukuran 30 x 15 cm. Dengan begitu kelembapan pada selubung tidak terlalu tinggi, bagian ujung selubung yang menghadap ke bawah harus dilubangi.
  • Pemangkasan secara berskala ini sangat penting dilakukan untuk menjag kondisi kelembapan tanah dan kebun. Dengan kebun yang lembab memungkinkan hama penggerek buah untuk melakukan reproduksi secara lebih masif. Pemangkasan ini dilakukan dengan membuang cabang atau ranting tanaman kakao.
  • Pemupukan dengan seimbang yang harus dilakukan untuk membantu tanaman untuk berkembang dan meningkatkan sistem kekebalan pertumbuhan tanaman. Dengan pemupukan yang sesuai dengan dosis , waktu yang tepat, jenis dan cara yang tepat. Akan lebih kuat menghadapi serangan hama.
  • Panen sering dan sanitasi ini dilakukan dengan tujuan agar siklus hidup hama penggerek buah kakao terputus. Telur dan larva serangga yang terdapat pada buah akan ikut musnah bila melakukan panen sering. Begitupun dengan sanitasi kebun yang dapat memutuskan siklus hidup pada fase kepompong penggerek.

b.Pengendalian biologis

Pengendalian ini dapat dilakukan dengan melepaskan mush alaminya baik dari golongan predator maupun parasitosid. Predator seperti semut hitam ( Dolichoderus thoracicus ), semut angrang ( Oesophylla smaragdina ) dan laba-laba ( Arachinida ). Sedangkan parasitoid seperti Gorypus spp, Paraphylax spp, Ceraphron spp, Phaenocarpa spp, Beauveria bassiana dan jamur Trichogrammatoiddeabactreafumata.

c.Pengendalian kimiawi

Pengendalian ini dilakukan bila serangan hama penggerk buah kakao di kebun sudah dalam intensitas yang tinggi. Pengendalian ini sebaiknya dilakukan setelah pengendalian kultur teknis dan pengendalian biologi usai dilakukan. Dalam pengendalian ini dapat dilakukan dengan insektisida kontak maupun sistematik dari bahan aktif seperti Propoxar 0,1 % dan Deltametrin 0,0015

Referensi

  1. Elna Karmawati, dkk.2010. Budidaya dan Pasca Panen Kakao. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan.
  2. Firdausil AB, Nasriati, A. Yani. 2008. Teknologi Budidaya kakao. Balai Besar Pengkajian Dan Pengembangan Teknologi Pertanian.
  3. Hatta Sunanto. 1994. Cokelat, Pengolahan Hasil dan Aspek Ekonomi. Kanisius.
  4. Rijadi Subiantoro. 2009. Hama Penting Pada Tanaman Kakao. Politeknik Negeri Lampung.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *