Pencegahan dan Penanganan Penyakit Milk Fever Pada Sapi Perah – Penyakit milk fever atau Paresis puerpuralis merupakan salah satu penyakit gangguan metabolisme yang akan menyerang ternak sapi betina menjelang atau saat melahirkan atau sesudah melahirkan yang ditandai dengan kekurangan kadar kalsium (Ca) dalam darah.
Kandungan kalsium memang memiliki peranan yang sangat penting bagi tubuh sapi, terutamanya pada kontraksi otot atau persyarafan. Oleh karena itu apabila kekurangan kadar
kalsium dalam tubuh sapi akan mengakibatkan pengaturan kontrasi otot atau syaraf akan berbenti. Sehingga akan mengakibatkan kegagalan fungsi otak dan menyebabkan kelumpuhan pada ternak.
Adapun beberapa faktor yang menyebabkan kekurangan kalsium akut, sehingga menimbulan beberapa gangguan metabolisme yang akan mengakibatkan tubuh ternak tidak stabil, penyebab diantaranya:
- Memiliki gangguan dalam produksi vitamin D, biasanya disebabkan pemberian pakan berlebihan yang mengandung mineral, kalsium dan fosfor.
- Adanya gangguan absorbdi kalsium dan ketersedian mineral dalam darah.
- Umur ternak sudah tua sehingga mengakibatkan penyerapan kalisum menurun atau rendah untuk kepertulangan.
- Penurunan nafsu makan sehingga penyerapan kalsium dari pakan akan mempengaruhi kondisi tubuh sapi.
- Absorbsi kalsium yang rendah, kemungkinan disebabkan oleh pH tingg sehingga akan mengakibatkan rendahnya penyerapan kalsium pada usus sapi yang tua.
Gejala Penyakit
Gejala penyakit dalam tingkat yang cukup rendah, sapi masih bisa berdiri, tetapi nafsu makan menghilang, kurang peka terhadap lingkungan sekitar, kaki dan telingan dinginm suhu tubuh akan menurun kurang dari 35 derajat celcius, kaki belakang akan lemah dan berhenti sehingga mengakibatkan penumpukan dalam rumen. Kalau penyakit semakin parah sapi hanya mampu bertahan sampai 6 dengan 24 jam saja. Sebenarnya angka kesembuhan cukup baik dan angka kematian hanya kurang dari 2-3 % apabila sudah diketahui dan diberikan pertolongan dengan tepat.
Pengobatan Penyakit
Pengobatan sapi perah yang sudah menampakan gejala tersebut dapat dilakukan dengan penyuntikan 750-1500 ml Gluconas calcium 20 % secara intravena jugularis. Suntikan ini dapat diulangi kembalai setelah 8 – 12 jam kemudian.
Apabila belum mendapatkan hasil yang cukup baik dapat memberikan preparat yang memiliki kandungan magnesium. Namun, untuk mencegah terjadi penyakit ini dapat juga dilakukan dengan mengurangi kadar kalsium pada akhir periode laktasi, pemberian konsentrat lebih kurang 2 kg/hari, pemberian supelem mineral dan peningkatan pemberian pakan konstenrat baru dilakukan 2 minggu menjelang sapi akan melahirkan.
Baca Juga:
- Cara Memelihara Kuda Laut di Akuarium
- Penyebab Ikan Lele Mati Mendadak dan Cara Mengatasinya
- Cara Mudah Agar Burung Jalak Suren Cepat Gacor
Itulah ulasan singkat semoga informasi berguna dan bermanfaat bagi para peternakan sapi perah Indonesia.