Simpanse – Taksonomi, Morfologi, Habitat, dan Status Kelangkaan

Simpanse adalah salah satu spesies primata yang termasuk dalam genus Pan. Mereka termasuk dalam keluarga Hominidae, yang juga mencakup manusia. Simpanse di kenal karena kecerdasan yang sangat tinggi dan kemiripan genetik yang dekat dengan manusia, dengan 98% DNA yang sama. Hewan ini dapat di temukan di hutan hujan Afrika dan di jumpai dengan dua jenis yang berbeda, yaitu Simpanse Tua dan Simpanse Muda.

Klasifikasi Simpanse

Simpanse adalah satwa yang sangat social, hidup dalam kelompok yang terdiri dari puluhan individu. Mereka memiliki tingkah laku yang kompleks dan dapat belajar dari satu sama lain, membuat mereka sering di gunakan dalam penelitian tentang kecerdasan dan tingkah laku.

Baca:Sistem Reproduksi Mencit Jantan dan Betina

Taksonomi Simpanse

Taksonomi simpanse dapat di tentukan dengan mengacu pada sistem klasifikasi biologi, yang menempatkan organisme dalam kategori yang semakin spesifik dari tingkat yang lebih umum. Berikut ini adalah klasifikasi simpanse:

Kingdom: Animalia (Hewan)

Phylum: Chordata

Class: Mammalia (Mamalia)

Order: Primates (Primata)

Family: Hominidae

Genus: Pan

Species: Pan troglodytes (Simpanse Tua) atau Pan paniscus (Simpanse Muda)

klasifikasi yang di sebutkan diatas merupakan klasifikasi dari tingkat yang paling umum sampai yang paling spesifik yang menempatkan simpanse sebagai satwa yang berbeda dengan manusia namun sangat mirip dan berada di dalam keluarga yang sama.

Morfologi Simpanse

Simpanse memiliki ciri morfologi yang cukup khas. Beberapa di antaranya adalah:

1.Bentuk Tubuh

Simpanse memiliki bentuk tubuh yang atletis dan berotot, yang memungkinkan mereka untuk bergerak dengan cepat dan mudah di atas pohon. Bentuk tubuh ini di sesuaikan dengan gaya hidup arboreal (hidup di atas pohon) yang mereka jalani. Beberapa ciri bentuk tubuh yang khas dari simpanse adalah:

Lengan yang panjang: lengan simpanse sangat panjang dan kuat, memungkinkan mereka untuk bergerak dengan cepat dan mudah di atas pohon. Ini membuat mereka dapat bergerak dengan baik di antara ranting dan cabang pohon, dan sangat efisien dalam mengambil makanan di atas pohon.

Ekor pendek: ekor simpanse sangat pendek dan tidak dapat digunakan untuk menjangkau benda-benda. Ini menunjukkan bahwa simpanse tidak sepenuhnya teradaptasi untuk hidup di atas pohon.

Kaki yang relatif pendek: kaki simpanse pendek dan kuat, memungkinkan mereka untuk berdiri tegak dan bergerak dengan stabil di atas pohon. Namun, kaki mereka tidak sepanjang dan kuat seperti kaki monyet, yang sangat teradaptasi untuk hidup di atas pohon.

2.Wajah Simpanse

Wajah simpanse sangat mirip dengan manusia, karena mereka adalah primata yang sangat terkait dengan manusia. Beberapa ciri wajah yang khas dari simpanse adalah:

  1. Hidung yang lebar: hidung simpanse lebar dan berbentuk seperti kotak, dengan sudut yang jelas antara hidung dan dahi. Ini memberikan wajah simpanse karakteristik yang unik dan sangat berbeda dari monyet lainnya.
  2. Mulut yang besar: mulut simpanse besar dan kuat, dengan rahang yang kuat dan gigi yang besar. Mulut mereka memungkinkan mereka untuk mengunyah dan menghancurkan makanan yang keras, seperti biji-bijian dan kacang-kacangan.
  3. Wajah yang panjang: wajah simpanse panjang dan melengkung, dengan hidung yang lebar dan mulut yang besar. Ini memberikan wajah simpanse karakteristik yang unik dan sangat mirip dengan manusia.
  4. Wajah yang berwarna abu-abu di sekitar: Wajah simpanse yang berwarna abu-abu di sekitar, terutama pada Simpanse Tua (Pan troglodytes) memberikan kesan yang sangat khas dan menjadi ciri khas dari spesies ini.
  5. Ekpresi wajah yang kompleks: Simpanse memiliki kemampuan untuk mengungkapkan perasaan melalui ekspresi wajah yang kompleks, seperti senyum, marah, khawatir, dll. Ini menunjukkan kompleksitas dalam komunikasi mereka.

3.Ukuran Tubuh Simpanse

Simpanse memiliki ukuran tubuh yang cukup besar, dengan rata-rata panjang tubuh sekitar 1,2 meter dan berat sekitar 50 kg. Namun, terdapat perbedaan ukuran tubuh antara jenis-jenis simpanse, di mana Simpanse Tua (Pan troglodytes) lebih besar dari Simpanse Muda (Pan paniscus). Beberapa ukuran tubuh yang dapat di tentukan pada simpanse adalah:

  1. Panjang tubuh: simpanse memiliki panjang tubuh sekitar 1,2 meter pada rata-rata, dengan lengan yang sangat panjang yang membuat mereka terlihat lebih tinggi.
  2. Tinggi: simpanse dapat mencapai tinggi sekitar 120-140 cm.
  3. Berat: simpanse memiliki berat sekitar 40-60 kg pada rata-rata, namun dapat mencapai berat hingga 120 kg pada Simpanse Tua.

Perbedaan ukuran tubuh yang jelas dapat di lihat antara Simpanse Tua dan Simpanse Muda, di mana Simpanse Tua lebih besar, dengan tinggi tubuh hingga 170cm dan berat hingga 120kg. Sedangkan Simpanse Muda lebih kecil dengan tinggi tubuh hingga 120cm dan berat hingga 60kg.

4.Bulu atau Rambut Simpanse

Simpanse memiliki bulu atau rambut yang pendek dan tebal. Rambut simpanse berwarna hitam atau abu-abu, tergantung pada jenisnya. Simpanse Tua (Pan troglodytes) memiliki rambut hitam yang tebal dan berwarna abu-abu di sekitar wajah, sementara Simpanse Muda (Pan paniscus) memiliki rambut yang lebih pendek dan berwarna coklat kemerahan.

Rambut simpanse berfungsi untuk melindungi kulit dari panas dan dingin ekstrem, serta untuk menjaga kesehatan kulit dengan menjaga kelembapan. Rambut juga membantu simpanse untuk terlihat lebih besar dan lebih menakutkan dalam interaksi dengan musuh atau ancaman.

Pada bagian rambut dada dan perut simpanse juga sangat penting untuk interaksi sosial, seperta melambai saat berkomunikasi dengan anggota kelompok lain. Rambut pada bagian punggung, bahu, lengan dan leher simpanse yang lebih tebal dapat di gunakan untuk membuat kulit menjadi lebih tebal dan menyediakan perlindungan yang lebih baik pada saat bergerak di atas pohon

5. Kromosom Simpanse

Simpanse memiliki jumlah kromosom yang sama dengan manusia, yaitu 2n = 46. Kromosom adalah struktur dalam sel yang mengandung gen yang bertanggung jawab untuk menentukan sifat-sifat individu. Setiap organisme memiliki jumlah kromosom yang unik, dan dalam beberapa kasus, jumlah kromosom dapat menjadi faktor yang menyebabkan perbedaan sifat-sifat antar spesies.

Sama halnya dengan manusia, simpanse memiliki 23 pasang kromosom diploid, yang berarti bahwa setiap pasangan kromosom memiliki satu kromosom dari ibu dan satu kromosom dari ayah. Ini berarti bahwa simpanse memiliki 98% gen yang sama dengan manusia. Persamaan genetik ini yang menyebabkan simpanse sangat mirip dengan manusia dari segi fisiologis dan tingkah laku.

Habitat Simpanse

Simpanse dapat di temukan di hutan hujan tropis Afrika, dengan habitat utama di negara-negara seperti Guinea, Liberia, Sierra Leone, Côte d’Ivoire, Ghana, Togo, Nigeria, Cameroon, Gabon, Congo, dan Angola. Mereka hidup di dalam hutan hujan yang lebat, dengan lanskap yang beragam, mulai dari dataran rendah hingga pegunungan.

Simpanse sangat tergantung pada pohon dalam hidup mereka, sebagai tempat tinggal, sumber makanan, dan juga sebagai sarana untuk bergerak dari satu tempat ke tempat lain. Mereka menghabiskan sebagian besar waktu mereka di atas pohon, bergerak dari satu cabang ke cabang lainnya dan mencari makanan seperti buah, daun, kacang-kacangan, dan serangga.

Habitat simpanse dapat di bagi menjadi dua jenis utama yaitu hutan hujan primer dan hutan utan sekunder.

  • Hutan hujan primer adalah hutan yang belum diubah oleh aktivitas manusia dan masih memiliki kondisi alami yang utuh. Hutan ini menyediakan habitat yang optimal bagi simpanse karena memiliki keragaman jenis pohon yang tinggi, sehingga menyediakan beragam sumber makanan dan perlindungan.
  • Hutan sekunder adalah hutan yang telah di ubah oleh aktivitas manusia, seperti perkebunan atau lahan pertanian. Hutan sekunder ini biasanya tidak sebaik hutan hujan primer dalam memberikan sumber makanan dan perlindungan bagi simpanse, namun masih dapat menjadi habitat yang cukup baik jika di kelola dengan baik. Beberapa simpanse dapat hidup di dalam hutan sekunder, namun jumlah dan kondisi mereka cenderung tidak sebaik di hutan hujan primer.

Selain itu, habitat simpanse juga mengalami perubahan akibat perambahan, penebangan hutan dan perubahan iklim. Beberapa kawasan yang dahulu merupakan habitat utama simpanse saat ini sudah tidak lagi menyediakan habitat yang baik bagi mereka, dan menyebabkan populasi simpanse semakin menurun.

Status Kelangkaan Simpanse

Simpanse adalah salah satu jenis primata yang di kenal sangat terancam punah. Populasi simpanse saat ini telah menurun signifikan dari jumlah asli mereka karena berbagai faktor, seperti penebangan hutan, perambahan, perdagangan satwa liar, dan perburuan. Beberapa jenis simpanse juga mengalami ancaman yang lebih besar dari jenis lainnya.

Menurut IUCN (The International Union for Conservation of Nature) Red List of Threatened Species, Simpanse Tua (Pan troglodytes) di klasifikasikan sebagai “terancam punah” atau “endangered” dan simpanse Muda (Pan paniscus) di klasifikasikan sebagai “terancam” atau “vulnerable”

Kebisaan dan Perilaku Simpanse

Simpanse memiliki beragam kebiasaan dan perilaku yang sangat kompleks, yang sangat mirip dengan manusia. Beberapa kebiasaan dan perilaku yang dapat di temukan pada simpanse adalah:

  1. Kebiasaan makan: simpanse adalah herbivora yang terutama makan buah, daun, kacang-kacangan, dan serangga. Mereka memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi jenis makanan yang sehat dan aman untuk di konsumsi, serta memiliki kemampuan untuk mengejar atau mencari makanan di atas pohon.
  2. Kebiasaan sosial: simpanse memiliki kebiasaan sosial yang sangat kompleks, dengan kerap berinteraksi dengan anggota kelompok lainnya. Mereka memiliki sistem kekerabatan yang kompleks, dengan hubungan sosial yang rumit antara anggota kelompok yang berbeda.
  3. Kebiasaan bersuci: simpanse memiliki kebiasaan bersuci yang sangat kompleks, dengan menggunakan tangan atau rambut untuk membersihkan diri dari k otoran atau kotoran yang menempel pada tubuh. Mereka juga seringkali menyelami air atau menyentuh air untuk membersihkan diri. Ini tidak hanya untuk membersihkan kotoran dari tubuh, tapi juga untuk menjaga kesehatan kulit dan menjaga parasit atau serangga yang ada di tubuh.
  4. Kebiasaan komunikasi: simpanse memiliki beragam kebiasaan komunikasi, dengan menggunakan suara, gerakan tubuh, dan ekspresi wajah untuk berbicara dengan anggota kelompok lain. Mereka dapat mengekspresikan perasaan seperti marah, sedih, atau senang dan juga dapat mengomunikasikan keinginan seperti ingin bermain atau ingin berdamai.
  5. Kebiasaan intelektual: simpanse memiliki kebiasaan intelektual yang cukup kompleks, dengan kemampuan untuk menggunakan alat, menyelesaikan masalah, dan belajar dari pengalaman. Mereka juga dapat menggunakan bahasa isyarat untuk komunikasi dengan anggota kelompok lain atau manusia.

Fakta Menarik Simpanse

impanse sangat mirip dengan manusia dari segi genetik, dengan 98% gen yang sama dengan manusia.

  1. Simpanse dapat menggunakan alat seperti kayu atau batu untuk membuka buah atau menangkap serangga.
  2. Simpanse dapat belajar dari pengalaman dan menyimpan informasi untuk di gunakan di masa depan.
  3. Simpanse dapat menunjukkan emosi yang kompleks seperti marah, sedih, atau senang.
  4. Simpanse memiliki kerabat yang rumit, dengan hubungan sosial yang kompleks antara anggota kelompok yang berbeda.
  5. Simpanse dapat mengekspresikan emosi atau keinginan mereka dengan menggunakan suara, gerakan tubuh, dan ekspresi wajah.
  6. Simpanse adalah salah satu hewan yang paling terancam punah di dunia. Populasi simpanse saat ini telah menurun signifikan dari jumlah asli mereka karena berbagai faktor seperti penebangan hutan, perambahan, perdagangan satwa liar, dan perburuan.
  7. Simpanse dapat menunjukkan perilaku pro-sosial yang menyenangkan, seperti menolong anggota kelompok lain yang kesulitan dalam mencari makan atau menghindari ancaman.
  8. Beberapa jenis simpanse dapat mengejar dan memanfaatkan buah yang di awetkan dengan garam, atau mengaplikasikan garam dari sumber alam dalam makanannya.
  9. Simpanse juga dapat menunjukkan tingkah laku “kulturel” yang berbeda-beda di antara populasi yang berbeda, seperti teknik memanfaatkan sumber makanan tertentu atau cara menggunakan alat yang berbeda.

Baca:Sistem Pencernaan Kupu-kupu

Sumber Referensi

Agustina Rahayu dan Harry W. Setiadi. 2015. Primates of Indonesia. Pustlitbang Biologi LIPI. Jakarta

Pudjianto, Darnaedi. 2010. Primata : Fakta dan Mitos. Raja Grafindo Persada. Jakarta

Rachmatika, R, A. 2015. Ekologi Pramata. Kanisius. Yogyakarta

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *