Lintah – Taksonomi, Morfologi, Jenis, Habitat dan Sebarannya

Taksonomi Lintah (Hirudinea) adalah kelas dari hewan invertebrata yang termasuk dalam subfilum Annelida. Lintah biasanya memiliki tubuh panjang dan berbelit-belit dengan ukuran yang bervariasi, bisa sebesar 5 mm hingga 30 cm. Lintah memiliki kemampuan untuk mengeluarkan cairan antikoagulan dan anestesi sehingga dapat menyebabkan terjadinya pendarahan pada tempat gigitan. Beberapa spesies lintah juga di kenal sebagai hewan obat yang dapat di gunakan untuk mengobati berbagai macam penyakit.

Klasifikasi Lintah

Baca: Klasifikasi Ikan Layang

Taksonomi Lintah

Berikut ini adalah taksonomi lintah menurut sistem pengelompokan yang umum di gunakan saat ini:

Kingdom: Animalia (Hewan)

Phylum: Annelida (Vertebrata)

Class: Hirudinea (Lintah)

Lintah terbagi menjadi beberapa famili, diantaranya:

Famili Hirudidae (lintah biasa)

Famili Piscicolidae (lintah ikan)

Famili Haemadipsidae (lintah air terjun)

Famili Branchellionidae (lintah air tawar)

Famili Theromyzonidae (lintah air tawar)

Famili Salifidae (lintah air tawar)

Morfologi Lintah

Ukuran Lintah

Lintah memiliki ukuran tubuh yang bervariasi, bisa sebesar 5 mm hingga 30 cm. Ukuran tubuh lintah biasanya tergantung pada spesiesnya, habitatnya, dan kebutuhan makannya. Sebagai contoh, lintah yang hidup di daerah tropis umumnya memiliki ukuran tubuh yang lebih besar di bandingkan dengan lintah yang hidup di daerah yang lebih dingin. Lintah juga memiliki kemampuan untuk menyesuaikan ukuran tubuhnya sesuai dengan ketersediaan makanan, sehingga mereka dapat tumbuh dengan lebih besar apabila makanan tersedia dengan cukup. Namun, ada juga beberapa spesies lintah yang memiliki ukuran tubuh yang relatif konstan sepanjang hidupnya.

Tubuh Lintah

Tubuh lintah memiliki bentuk panjang dan berbelit-belit yang terdiri dari kepala, truncus (tubuh), dan ekor. Bagian tubuh lintah juga terdiri dari cincin-cincin tubuh yang di sebut segempel yang terdiri dari cincin-cincin yang terhubung dengan sistem sirkulasi, sistem pencernaan, dan sistem reproduksi.

Kepala lintah terdiri dari mata, mulut, dan insang. Lintah memiliki mata yang relatif kecil dan tidak memiliki kemampuan untuk melihat warna. Mulut lintah terdiri dari kantung salivarius yang berfungsi untuk mengeluarkan cairan yang mengandung zat-zat anestesi dan antikoagulan yang akan di gunakan untuk menghisap darah dari hewan lain.

Truncus (tubuh) lintah terdiri dari cincin-cincin tubuh yang di sebut segempel. Setiap segempel terdiri dari cincin-cincin yang terhubung dengan sistem sirkulasi, sistem pencernaan, dan sistem reproduksi. Lintah juga memiliki sistem kekebalan yang terdapat di segempel-segempel tersebut.

Ekor lintah merupakan bagian tubuh yang terletak di ujung tubuh lintah yang berfungsi untuk menopang tubuh lintah saat melakukan pergerakan. Ekor lintah juga terdapat glandula yang berfungsi untuk mengeluarkan cairan yang digunakan sebagai pelumas saat lintah bergerak.

Insang Lintah

Insang lintah merupakan bagian tubuh yang terletak di sepanjang tubuh lintah yang berfungsi untuk menghisap darah dari hewan lain. Insang lintah terdiri dari tiga bagian yaitu mata insang, rahang insang, dan gigi insang yang terletak di bagian atas mulut lintah.

Mata insang merupakan bagian yang terletak di bagian atas mulut lintah yang berfungsi untuk membantu lintah menemukan lokasi yang tepat untuk menghisap darah. Rahang insang merupakan bagian yang terletak di bawah mata insang yang berfungsi untuk mengikat darah yang telah di hisap. Gigi insang merupakan bagian yang terletak di bawah rahang insang yang berfungsi untuk mengeluarkan cairan yang mengandung zat-zat anestesi dan antikoagulan yang akan di gunakan untuk menghisap darah dari hewan lain.

Kaki Lintah

Lintah memiliki kaki yang terletak di sepanjang tubuh mereka yang berfungsi untuk bergerak. Jumlah kaki lintah bervariasi tergantung pada spesiesnya, namun umumnya lintah memiliki sekitar 100-300 pasang kaki. Kaki lintah terdiri dari dua bagian yaitu coxa dan tarsus. Coxa merupakan bagian yang terletak di sebelah dalam tubuh lintah yang berfungsi sebagai poros untuk menopang tubuh lintah saat bergerak. Tarsus merupakan bagian yang terletak di sebelah luar tubuh lintah yang berfungsi sebagai alat untuk bergerak.

Lintah memiliki kemampuan untuk mengeluarkan cairan yang di gunakan sebagai pelumas saat bergerak, sehingga memudahkan lintah untuk bergerak dengan lancar. Lintah juga memiliki kemampuan untuk menyesuaikan panjang kakinya sesuai dengan kebutuhan, sehingga dapat menyesuaikan panjang kakinya sesuai dengan medan yang tersedia.

Kulit Lintah

Kulit lintah merupakan lapisan terluar tubuh lintah yang berfungsi untuk melindungi tubuh lintah dari bahan-bahan kimia dan fisik yang dapat merusak tubuh lintah. Kulit lintah halus dan licin, terdapat glandula yang mengeluarkan cairan antikoagulan yang membantu menghambat pembekuan darah. Cairan antikoagulan yang di keluarkan oleh glandula tersebut juga memiliki efek anestesi yang dapat mengurangi rasa sakit saat lintah menghisap darah.

Baca: Budidaya Ikan Gurame

Warna Lintah

Warna lintah bervariasi, bisa hitam, merah, atau coklat. Warna lintah biasanya tergantung pada spesiesnya, namun juga dapat di pengaruhi oleh faktor-faktor seperti habitat, makanan, dan kondisi lingkungan. Beberapa spesies lintah memiliki warna yang menyerupai warna darah, sehingga dapat membantu lintah menyamar dan mengelabui hewan lain saat menghisap darah.

Warna lintah juga dapat berubah sesuai dengan kondisi lingkungannya. Sebagai contoh, lintah yang hidup di daerah yang lebih terang akan memiliki warna yang lebih terang di bandingkan dengan lintah yang hidup di daerah yang lebih gelap. Warna lintah juga dapat berubah sesuai dengan usia, sehingga lintah yang lebih tua biasanya memiliki warna yang lebih terang di bandingkan dengan lintah yang lebih muda.

Sistem Reproduksi Lintah

Lintah merupakan hewan hermafrodit, yang artinya memiliki organ reproduksi jantan dan betina. Namun, mereka tidak dapat melakukan fertilisasi sendiri, sehingga biasanya melakukan proses bertelur dengan cara menempelkan telur pada tubuh hewan lain.

Setelah telur lintah telah di tempelkan pada tubuh hewan lain, telur tersebut akan menetas menjadi larva yang disebut trochophora. Larva lintah ini kemudian akan mencari makanan yang tersedia di lingkungan sekitarnya, seperti darah hewan lain atau makanan yang terdapat di air. Setelah larva lintah cukup besar, ia akan mengalami metamorphosis menjadi lintah dewasa yang siap untuk melakukan reproduksi.

Lintah dewasa kemudian akan mencari pasangan untuk melakukan reproduksi dengan cara menempelkan telur pada tubuh hewan lain. Setelah telur telah di tempelkan, lintah dewasa kemudian akan meninggalkan telur tersebut dan mencari pasangan lain untuk melakukan reproduksi. Proses reproduksi lintah terus berlangsung sepanjang hidupnya, sehingga lintah dapat menghasilkan banyak telur dalam jangka waktu yang relatif singkat.

Habitat dan Sebaran Lintah

Lintah dapat di temukan di hampir semua wilayah di dunia, kecuali di daerah-daerah yang sangat dingin seperti kutub. Lintah dapat hidup di berbagai macam habitat, seperti hutan, padang rumput, danau, sungai, dan laut.

Lintah yang hidup di daerah tropis umumnya memiliki ukuran tubuh yang lebih besar dibandingkan dengan lintah yang hidup di daerah yang lebih dingin. Lintah juga dapat menyesuaikan warna tubuhnya sesuai dengan habitatnya, sehingga dapat membantu lintah menyamar dan mengelabui hewan lain saat menghisap darah.

Lintah dapat di temukan di berbagai macam habitat air, seperti danau, sungai, dan laut. Lintah yang hidup di habitat air umumnya memiliki insang yang lebih panjang di bandingkan dengan lintah yang hidup di habitat darat. Lintah yang hidup di habitat air juga memiliki kemampuan yang lebih baik untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan yang lebih basah dan lembab.

 

Kandungan dan Manfaat Lintah

Lintah memiliki beberapa kandungan yang dapat bermanfaat bagi manusia, seperti:

  1. Protein: Lintah mengandung protein yang dapat di gunakan sebagai sumber protein bagi manusia. Protein yang terkandung dalam lintah dapat membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh, membantu dalam proses pertumbuhan dan perbaikan sel-sel, serta dapat membantu dalam proses pembentukan otot.
  2. Zat besi: Lintah mengandung zat besi yang dapat membantu dalam proses pembentukan hemoglobin. Hemoglobin adalah protein yang terkandung dalam sel darah merah yang berfungsi untuk mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh.
  3. Asam amino: Lintah mengandung asam amino yang dapat membantu dalam proses pembentukan protein dan memperbaiki sel-sel yang rusak.
  4. Cairan antikoagulan: Lintah mengandung cairan antikoagulan yang dapat membantu mengurangi resiko terjadinya pembekuan darah dan mempercepat proses penyembuhan luka. Cairan antikoagulan yang di keluarkan oleh lintah juga memiliki efek anestesi yang dapat mengurangi rasa sakit saat lintah menghisap darah.
  5. Vitamin: Lintah juga mengandung beberapa jenis vitamin yang dapat membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh, membantu dalam proses pertumbuhan dan perbaikan sel-sel, serta dapat membantu dalam proses pembentukan otot.

Sumber Referensi

Buku “The Biology of Leeches” karya Mark E. Siddall

Buku “The Leechbook of Bald: An Old English Herbal” karya Peter R. Schofield

Taxonomy and Phylogeny of Haemadipsidae (Hirudinida: Arhynchobdellida) Leeches” oleh Mark E. Siddall, Susanne R. Wilken, dan Yasuko Iwai. Diterbitkan pada tahun 2003, volume 22, nomor 3.

“Taxonomy and Phylogeny of the Family Hirudinidae (Hirudinida: Arhynchobdellida) Leeches” oleh Mark E. Siddall dan Susanne R. Wilken. Diterbitkan pada tahun 2002, volume 21, nomor 3.

“Phylogeny and Classification of the Leech Family Piscicolidae (Hirudinida: Arhynchobdellida)” oleh Mark E. Siddall dan Susanne R. Wilken. Diterbitkan pada tahun 2001, volume 20, nomor 4.

“A Review of the Taxonomy and Phylogeny of the Leech Family Gnathobdellidae (Hirudinida: Arhynchobdellida)” oleh Mark E. Siddall dan Susanne R. Wilken. Diterbitkan pada tahun 2002, volume 21, nomor 2.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *